JAKARTA (RIAUPOS.CO) - TNI-AD menjadi institusi militer pertama yang telah mengambil ancang-ancang untuk melakukan rekrutmen komponen cadangan (komcad). Saat ini Kemenhan menyasar generasi milenial untuk bergabung dengan komcad.
’’Kecintaan terhadap negara oleh milenial bisa ditunjukkan dengan bergabung dalam komcad,’’ terang Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono.
Dia menyampaikan bahwa program komcad sudah sesuai dengan aturan. Yakni, Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara.
Milenial yang berniat gabung komcad, kata Trenggono, tidak usah takut. Sebab, komcad bukan wajib militer. Program itu sama sekali berbeda dengan wajib militer.
’’Ini kesadaran dari masyarakat yang ingin membela negara jika terjadi perang,’’ bebernya.
Lewat komcad, mereka akan dilatih selama beberapa bulan. Setelah pelatihan, mereka dikembalikan ke lingkungan asal masing-masing.
’’Jika negara dalam keadaan perang, mereka siap bertempur,’’ imbuh dia.
Selain komcad, Trenggono menyebutkan, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk program bela begara. Dia berharap mahasiswa ikut bergabung dalam program tersebut.
’’Nanti dalam satu semester mereka (mahasiswa) bisa ikut pendidikan militer. Dari program itu, mereka akan mendapat nilai. Itu salah satu yang sedang kami diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan,’’ bebernya,
Menanggapi rencana tersebut, Koordinator Riset Imparsial Ardi Manto Adiputra menyatakan, konsep bela negara seharusnya tidak disamakan dengan pendidikan militer. Sebab, keduanya berbeda.
’’Bela negara dapat dilakukan oleh setiap orang dengan berbagai profesi untuk kepentingan membela bangsa dan negara,’’ ungkap dia.
Sementara itu, pendidikan militer adalah persiapan untuk membentuk komcad pertahanan negara. Dia menegaskan bahwa bela negara bersifat wajib, sedangkan pendidikan militer hanya bersifat sukarela.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra