MEDAN (RP) -Belum lagi selesai permasalah kerusakan dan pembakaran yang terjadi di Lapas Klas IA Tanjung Gusta Medan, peristiwa yang sama kembali terjadi di Lapas Labuhan Ruku, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut), Ahad (18/8) sore.
Rusuh kemarin mengakibatkan 30 narapidana (napi) melarikan diri dan sebagian bangunan lapas terbakar.
Jajaran Polres Batubara berhasil menangkap empat di antaranya dan diamankan. ‘’Ada 30 orang melarikan diri, tapi empat orang sudah kita amankan kembali,’’ ungkap Kapolres Batubara AKBP JP Sinaga, saat dikonfirmasi RPG, kemarin.
Untuk diketahui, lanjutnya, Lapas Labuhan Ruku dihuni sekitar 867 napi. Sedangkan penyebab terjadinya kerusuhan hingga pembakaran, karena adanya penambahan 26 napi relokasi dari Lapas Lubukpakam. ‘’Mereka (26 napi, red) ada melakukan aksi di dalam,’’ ujarnya.
Mereka mulai membuat masalah saat menuntut mendapatkan remisi umum 17 Agustus. ‘’Karena tidak mendapatkan remisi, jadinya terpancing chaos,’’ jelas Kapolres.
Diduga adanya provokasi dan kondisi Lapas yang over kapasitas itu menyebabkan terjadinya kerusuhan. ‘’Kapasitas Lapas itu sebenarnya hanya 300 orang, tetapi dipaksakan hingga 867 orang. Dan pemicu utamanya itu karena ada provokasi dari 26 napi yang baru dikirim dari Lapas Lubuk Pakam,’’ kata Kapolres yang juga menyebutkan para napi yang baru dipindahkan tersebut terkait kasus pembunuhan dan kepemilikan narkoba.
‘’Suasana sekarang sudah kondusif. Tidak ada korban, tapi ada seorang napi wanita yang sedang hamil sudah kita evakuasi beserta dua napi lainnya yang sesak nafas dari Lapas menggunakan ambulans,’’ ungakapnya.
Namun, lanjutnya, pihak kepolisian yang dibantu TNI belum bisa menguasai Lapas. Pasalnya saat terjadi penanganan, penghuni Lapas melempari petugas dengan tabung gas dan membakar bagian depan lapas. ‘’Kita mencoba amankan, tapi kita dilempari tabung gas. Ada 13 tabung gas dilemparkan kepada kita saat mencoba masuk ke dalam,’’ ucap Kapolres JP Sinaga.
Pihak kepolisian dan TNI mencoba menenangkan penghuni dengan melakukan negosiasi dengan mengutus delegasi dari pihak Lapas.
Namun para napi sempat meminta makanan dan minuman, karena para napi di dalam kelaparan dan kehausan. Makanan dan minuman pun dikirimkan.
Kapolres mengatakan, hingga pukul 21.00 WIB, pihaknya belum bisa masuk ke dalam Lapas sehingga belum mengetahui kondisi di dalam. ‘’Kalau di dalam kita belum tahu, mau masuk kita sudah dilempari tabung gas. Jadi kita tahan dulu sampai semuanya bisa dikendalikan,’’ katanya.
Pada bagian, lain Dirjen Pemasyarakatan (Dirjenpas) Kementerian Hukum dan HAM menyampaikan siaran persnya terkait kejadian tersebut.
Kasubdit Komunikasi Dirjenpas Akbar Hadi Prabowo mengungkapkan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 17.00. Ketika itu warga binaan Lapas Labuhan Ruku spontan menerobos pos pengamanan dan melakukan penyerangan terhadap petugas.
Dari situ, sejumlah napi lain mulai melakukan pembakaran ruangan Kepala Lapas dan registrasi. Beberapa napi juga melarikan diri dengan melompat pagar tembok Lapas.
‘’Hingga kini saya belum mendapatkan secara pasti berapa jumlah yang melarikan diri,’’ ujar Akbar. Menurut Akbar saat kejadian ada enam petugas jaga dan ada tambahan dari anggota polisi dari Polres dua orang.
‘’Saat kejadian juga masih ada dua petugas di dalam blok dan belum diketahui kondisi terakhirnya bagaimana,’’ terangnya.
Akbar mengatakan jumlah penghuni di Lapas Ruku Sumut ada 867 orang. Sementara kapasitas lapas hanya untuk 300 orang.
Sesaat setelah kejadian, pihak lapas langsung melakukan koordinasi pengamanan dengan Kepolisian, TNI dan petugas pemadam kebakaran. Jarak lapas dan polres yang cukup jauh membuat bantuan polisi baru datang sekitar 45 menit.
Akbar belum bisa memastikan apakah kejadian itu terkait dengan pengetatan remisi 17 Agustus kemarin yang tidak ada satupun untuk napi extraordinary crime.
Seperti diketahui, pada 17 Agustus kemarin tak satupun napi korupsi, narkotika dan terorisme yang mendapatkan remisi. Mereka yang tidak mendapatkan remisi ialah narapidana tiga kasus tersebut yang vonisnya di atas 12 November 2012 atau setelah pemberlakuan PP 99 2012.
Sementara itu, Mabes Polri memperkirakan ada lima orang napi yang bertindak sebagai provokator dalam peristiwa kerusuhan itu. Setelah berhasil mengeroyok sipir, kelima orang napi tersebut berteriak, Serbuu! Dan memicu pergerakan napi lainnya. Beberapa orang napi membakar gedung utama di depan, dan membuat pintu masuk lapas jebol.
Jebolnya pintu lapas Labuhan Ruku membuat napi leluasa kabur. ‘’Data kami saat ini sekitar 25 sampai 30 orang narapidana yang kabur,’’ terang Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie dalam keterangan persnya kemarin.
Kepolisian setempat membagi tim, satu tim mengejar napi yang kabur, dan satu tim lagi mengamankan area lapas agar tidak ada lagi napi yang kabur.
Hingga semalam, lanjut Ronny, Kapolres Batubara dan Dandim masih sibuk bernegosiasi dengan narapidana untuk menghentikan kerusuhan di dalam Lapas. Polres Batubara juga meminta data para napi yang kabur untuk memudahkan pencarian.
Kerusuhan Lapas di Sumatera memang membuat pusing jajaran Polri, terutama Polda Sumut. Sebab, mereka masih punya tanggungan untuk mengejar hampir 100 napi yang kabur dari Lapas Tanjung Gusta, Medan.
Termasuk, lima orang narapidana teroris yang ikut kabur dalam peristiwa yang menewaskan dua napi dan tiga petugas lapas itu.
Terkait pembakaran lapas, belum satu pun pejabat berwenang di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkum HAM) Sumut, belum bersedia memberikan penjelasan. Kepala Kanwil Kemenkumham Sumut, Budi Sulaksana yang dikonfirmasi, tak banyak memberikan penjelasan.
‘’Iya, saya tahu, masih koordinasi ya mbak. Saya belum bisa ngasi penjelasan. Sabar, karena masih kordinasi,’’ katanya.
Kadiv Permasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumut, Amran Silalahi juga memberikan jawaban tak jauh berbeda. Malam itu juga, ia mengaku tengah dalam perjalanan menuju LP Kelas II A Labuhan Ruku.
Katanya, Ia belum mengetahui secara pasti penyebab kerusuhan di Lapas tersebut. Ia pun mengaku belum bisa memberikan lebih lanjut mengenai insiden itu.
Kepala Sub Humas dan Laporan Kanwil Hukum dan HAM, Hasran Safawi yang di konfirmasi mengakui terjadi kebakaran di LP Kelas II A Labuhan Ruku. Ia pun mengatakan belum tahu apa penyebab peristiwa itu.
Dia mengakui kalau Lapas, over kapasitas. Di mana daya tampung Lapas tersebut hanya 251 orang. Akan tetapi, jumlah warga binaan yang menghuni LP itu sudah mencapai 874 narapidana.(byu/gun/far/gir/jpnn/rpg)