BIREUEN (RP) - Sebanyak 250 napi rumah tahanan (Rutan) Bireuen, menderita muntah dan mencret.
Mereka diduga keracunan usai menyantap nasi berlauk daging, dari sumbangan panitia HUT Kemerdekaan RI sejak Ahad (18/8) petang. Bahkan dua orang di antaranya kritis dan dilarikan ke RSU dr Fauziah Bireuen.
Keterangan dari Kepala Rutan Irfan Riandy dan Plt Kasubsi Pelayanan Tahanan Rusdi Manawi serta para narapidana di Rutan Bireuen, Ahad (18/8) dinihari membenarkan tragedi tersebut.
”Kami duga korban menderita sakit perut hingga muntah mencret, karena makanan diberikan sudah basi,” ujar Kepala Rutan Irfan Riandy.
Akibatnya, dari total 301 orang penghuni Rutan Bireuen, baik laki-laki dan perempuan menderita muntah mencret secara bersamaan dengan kondisi parah dan ringan.
Sebagian besar korban di sejumlah barak Rutan, lalu meminum obat sakit perut dijual di kantin bahkan persediaannya sampai habis.
Karena kondisinya parah dan sempat pingsan jatuh di kamar mandi, Adnan (29) warga Blang Jrueng, Tanah Luas, Aceh Utara, tahanan titipan hakim harus dilarikan ke rumah sakit.
”Petugas membawa napi itu pada Ahad (18/8) dinihari sekitar pukul 00.30 WIB. Dievakuasi dari Rutan ke IGD RSUD Dr Fauziah,” jelas Plt Kasubsi Pelayanan Tahanan Rusdi Manawi.
Sementara itu dokter piket IGD yakni dr Diana mengatakan kondisi korban rata-rata lemas akibat kehabisan cairan. Dari dua tahanan dibawa ke rumah sakit, seorang di antaranya sudah pulang, sementara satu lagi yaitu Baihaqi terus dipantau secara intensif.
Pasca kejadian, seluruh napi menderita sakit tersebut rata-rata diobati di dalam barak. Pasalnya, untuk menghindari kejadian tak diinginkan alias kabur dari pengawasan, lantaran petugas keamanan yang kurang.
Data dihimpun, di barak perempuan 16 orang, yang sakit berat berjumlah 6 orang. Di antara mereka kondisinya lemas akibat muntah dan mencret berkali-kali yakni Darmawati (55) warga Peudada, Cut Kamariana (42) Peulimbang, Sabariah (45) warga asal Lhoksemawe. Di barak 9 ada 38 penghuni, sebagian besar juga sakit dan sudah diantisipasi minum obat. Yang masih lemas Husaini (31) titipan Polsek Peusangan, Abdurrahman alias Rambo (28), Nasruddin (45) warga Bireuen.
”Mereka semua sakit perut dengan kondisi mules dan muntah mencret terjadi usai Magrib,” jelas Jubir (43) seorang napi didampingi penghuni lainnya.
Sementara itu, di barak 10 berjumlah 61 orang dan hanya satu orang tidak sakit, sebab tidak ikut makan. Yang dalam kondisi lemas, Basri (38), Helmi (35) warga Bireuen dan Bang Ping (34) warga Bayu dan Irsandi (30) Lhoksukon.
”Gejalanya sejak sore sampai dinihari. Mulai merasa sakit perut dan berkali-kali mencret. Makan siang diantar panitia tersebut berasa masam dan diduga sudah basi, namun kami tidak menyangka.
Apalagi lauknya memakai daging, setelah dimakan perut terasa seperti tertarik-tarik,” ungkap Darwin, salah seorang napi.
Dandim 0111/Bireuen Letkol KAV Asep Solihin mengatakan pihaknya menurunkan tim ke lokasi. ”Kemungkinan terlambat dibagikan, karena yang lainnya tidak mengalami sakit seperti di penjara,” tegasnya.
Bupati Bireuen H Ruslan M Daud, berjanji menelusuri kejadian ini.
”Kami akan selidiki dan berharap kejadian tidak terulang, karena padatnya kegiatan dalam menyemarakkan HUT ke-68 RI. Termasuk kegiatan pemberian remisi di rutan. Mewakili Muspida saya mohon maaf atas kejadian tersebut,” ungkap Bupati.(ade)