JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Mabes TNI akhirnya angkat suara terkait polemik vaksi Nusantara. TNI mengklaim bahwa vaksin tersebut bukanlah proyeknya. TNI hanya mendukung inovasi yang tengah berjalan untuk penanggulangan Covid-19.
“Bahwa program vaksin Nusantara bukanlah program dari TNI,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4).
Selain itu, TNI memastikan memiliki pedoman dalam mendukung inovasi vaksin Nusantara ini. Sesuai dengan sikap pemerintah terkait berbagai bentuk inovasi dalam negeri seperti vaksin dan obat-obatan untuk penanggulangan Covid-19, maka TNI akan selalu mendukungnya dengan catatan,” jelasnya.
Adapun catatan yang dimaksud yakni jika proyek vaksin ini mendapat izin dan sesuai kriteria dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM). “Ada 3 kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu keamanan, efikasi, dan kelayakannya. Selain itu juga perlu pengurusan perizinan, kerja sama TNI dengan berbagai pihak,” pungkas Riad.
Diketahui, Vaksin Nusantara merupakan vaksin yang menggunakan campuran sel dendritik yang diperoleh dari darah masing-masing orang. Antigen SARS COV-2 Spike Protein produksi Lake Pharma, CA, USA. GMCSF (Sarmogastrim) suatu growth factor yang diproduksi oleh Sanofi-USA. Dimana Proses pengolahan sel dendritik dikembangkan oleh AIVITA Biomedical Inc.
Pada pelaksanaan uji klinis pengolahan sel tersebut dilakukan oleh tim dari AIVITA Biomedical Inc. USA. Transfer teknologi kepada peneliti di RSUP Dr. Kariadi baru dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada beberapa staf untuk melihat proses yang dilakukan oleh tim AIVITA Biomedical Inc. USA.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman