Pemerintah Harus Berantas Premanisme di Objek Wisata

Nasional | Minggu, 18 November 2012 - 07:45 WIB

Pemerintah Harus Berantas Premanisme di Objek Wisata
Jam Gadang yang menjadi ikon kota Bukittinggi. (Foto: blogspot.com)

Tekad Sumbar menjadi daerah tujuan wisata meeting, incentif travel, conference dan exhibition (MICE) atau wisata konferensi tahun 2014 mesti dibarengi dengan kemauan (political will) pemerintah kabupaten/kota di Sumbar, serta kesadaran seluruh elemen masyarakat. Tanpa perbaikan destinasi wisata dan pengelolaan yang baik, maka promosi akan sia-sia. 

Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Sumbar, Ian Hafiah menga­takan, yang bisa membuat Sumbar unggul dari daerah lainnya adalah destinasi wisata.

Dibandingkan daerah lain, fasilitas hotel di Sumbar masih kalah dari daerah lain. Se­dang­kan, yang bertanggung jawab mengelola destinasi wisata ada­lah pemkab dan pemko.

Dia memaparkan, konsep wisata MICE adalah menye­leng­garakan kegiatan yang ber­skala nasional dan inter­nasional di Sumbar. Misalnya, acara konferensi, rapat akbar dan pertemuan partai, organi­sasi profesi, dan lainnya. Biasa­nya, setelah menyeleng­ga­rakan kegiatan selama satu atau dua hari, peserta diajak raun-raun ke objek wisata.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Nah, pada acara jalan-jalan ini Sumbar memiliki berbagai keunggulan. Namun, tentu saja dibarengi dengan pembenahan objek wisata. Jika tidak, keindahan alam yang dianugerahkan ke Sum­bar akan sia-sia,” ujarnya.

Adapun bentuk dukungan kepala daerah bisa dengan me­nganggarkan berbagai program untuk pengembangan destinasi wisata. Tidak hanya pada Dinas Pariwisata, tapi di dinas lainnya. “Misalnya, Di­nas Pekerjaan Umum ada per­baikan jalan ke lokasi wisata, Dinas Pertamanan untuk mem­perbaiki taman, dan di­nas-dinas terkait lainnnya. Jika satu anggaran saja satu tahun, tapi rutin, maka hasil­nya akan ter­lihat beberapa tahun ke depan,” ujarnya.

Selain itu, kepala daerah harus aktif mengundang se­mua relasinya untuk menye­leng­garakan kegiatan di Sum­bar, mengirim masyarakat dan pe­gawai studi banding ke dae­rah yang pariwisatanya sudah maju.

Dia mencontohkan man­tan Wali Kota Solo, Joko Wido­do (Jokowi) yang selalu meng­hubungi Ben Sukma, salah satu pengusaha tour and travel ter­besar di Indonesia untuk me­ngajak mengadakan acara di Solo. Kemudian, Wali Kota Sawahlunto yang aktif mengi­rim masyarakat studi banding ke daerah yang pariwisatanya su­dah maju. “Kita sudah punya potensi, tinggal fokus untuk mengembangkannya,” ujar Ian.

Menurutnya, destinasi ung­­­gulan sangat banyak yang mesti dibenahi. Misalnya, Pan­tai Airmanis, Danau di Atas dan Danau di Bawah, dan Harau. “Objek wisata ini sudah mendunia. Sayangnya, per­masalahan sampah, prema­nisme, tanah ulayat, dan sadar wisata penduduknya belum juga terjaga,” jelasnya.

Sedangkan Yulnofrin Na­pilus, salah seorang praktisi dan pengamat pariwisata yang aktif mempromosikan pari­wisata Sumbar ke manca­nega­ra me­ngatakan, tanggung ja­wab  mem­benahi pariwisata Sum­bar tidak bisa hanya dibe­ban­kan pada kepala daerah atau pe­merintah. Semua pihak mem­punyai peranan untuk me­maju­kan pariwisata Sum­bar. Seperti tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan pe­me­rintah.

Menurutnya, hotel di Sum­bar sudah memadai untuk bisa menyelenggarakan berbagai konferensi. Tinggal pem­bena­han di objek wisata. Banyak hal sepele justru membuat pe­ngunjung enggan kembali. “Hal yang paling mendasar saja misalnya seperti toilet, parkir dengan gaya prema­nisme, dan hal sepele lainnya,” jelas Pembina Masyarakat Peduli Pariwisata Sumbar ini.

Menurutnya, untuk mem­perbaiki itu tidak cukup de­ngan imbauan semata. Harus ada kampanye yang konsisten dan berkepanjangan. Dia sen­diri berusaha meng­kam­pa­nyekan masyarakat yang ra­mah terhadap pengunjung. Baik melalui situs online, mau­pun berbagai kegiatan pari­wisata yang diikutinya. Program ramah pada wisatawan itu dinamakannya ampek la­mak, limo rancak bana (se­lengkapnya lihat grafis).

Diberitakan sebelumnya, Badan Promosi Pariwisata Dae­rah (BPPD) Sumbar tahap awal melaksanakan West Su­matera Corporate dan MICE Travel Mart 2012, hingga 17 November.

Dalam ajang kerja sama dengan Dinas Pariwisata Sum­bar, Garuda Indonesia dan Rajamice.com ini diikuti 26 buyer perusahaan bertaraf nasional dan 20 seller terdiri dari hotel, travel agent dan EO asal Sumbar. Iven ini, para buyer diberikan waktu untuk menjual atau mempromosikan hotel atau travel agent men­jual paket wisata atau jual tiket.

Dari pertemuan buyer dan seller ini, diharapkan mampu menghasilkan transaksi bisnis dan kegiatan ini juga harus berkelanjutan. Melalui direct promotion ini akan terjadi peningkatan kunjungan wisa­tawan di Sumbar.(ad/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook