JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sektor penerbangan menjadi salah satu industri yang tengah mencoba bangkit dari keterpurukan karena pandemi. Indonesia National Air Carrier Association (INACA) memprediksi bahwa mereka akan pulih sepenuhnya pada 2026. Tahun ini diharapkan mampu menjadi turning point atau permulaan yang baik.
"Proyeksi kita pada 2026 dapat pulih seutuhnya atau sama seperti pada kondisi di masa sebelum pandemi bisa tercapai. Penerbangan di Indonesia mampu kembali bersaing secara kompetitif di pasar global," ujar Ketua Dewan Pembina INACA Irfan Setiaputra, Senin (17/10).
Irfan menambahkan, pelaku industri berharap tahun ini dapat menjadi pemantik semangat untuk berbenah diri dalam menyambut fase pemulihan transportasi penerbangan. Hal tersebut sejalan dengan fenomena revenge tourism serta optimisme sektor ekonomi yang tumbuh signifikan pada masa transisi dari pandemi menuju endemi.
"Tahun inilah secara perlahan namun pasti, penerbangan di Indonesia mulai bergerak seiring dengan kesehatan masyarakat Indonesia yang menguat serta kepercayaan diri yang tumbuh untuk kembali menggunakan transportasi publik, khususnya jalur udara," beber Irfan.
Untuk mendukung kebangkitan sektor penerbangan, Ketua INACA Denon Prawiraatmadja bakal memperkuat kolaborasi dengan para stakeholder transportasi udara. Tidak hanya di dalam negeri, tapi juga internasional. Denon menuturkan, dua tahun lalu hampir seluruh industri penerbangan dunia mengalami mimpi terburuknya. Sebab, satu per satu penyedia jasa transportasi udara undur diri untuk bersaing. Efek tekanan pandemi yang tidak dapat terelakkan.
"Termasuk di Indonesia yang selama pandemi terjadi, aktivitas penerbangan mengalami penurunan drastis hingga mencapai 90 persen ketika masa pembatasan perjalanan diterapkan," ujarnya.
Denon menegaskan, peran INACA sebagai asosiasi penerbangan nasional sangat strategis dalam memperjuangkan aspirasi anggotanya, baik yang penerbangan berjadwal, tidak berjadwal, maupun kargo.
Menurut dia, keberhasilan penerbangan nasional kembali bangkit hingga sampai di titik ini tentunya tidak terlepas dari peran penting para stakeholder penerbangan di Indonesia. Khususnya, memberikan dukungan penuh agar operasional penerbangan dapat berlangsung dengan baik dari sisi navigasi, ketersediaan bahan bakar, layanan jasa bandara, layanan perbaikan dan perawatan pesawat, produsen pesawat, serta jasa asuransi. "Sinergi dan kepercayaan yang kuat inilah yang menjadi penopang utama untuk mendukung akselerasi pemulihan industri penerbangan di Indonesia dapat berjalan on the track," tandas Denon.(agf/c7/dio/jpg)