ASEAN Foundation Lirik Investasi Jalan Tol Padang-Solok

Nasional | Kamis, 18 Oktober 2012 - 11:51 WIB

PADANG (RP) Hari ini (18/10), Pemprov Sumbar melego proyek pembangunan jalan tol dan shortcut (jalan pintas, red) Padang-Solok, serta pem­ba­ngunan rute kereta api Padang-Solok. Sejumlah investor dika­barkan tertarik merealisasikan pembangunan tersebut, salah satunya ASEAN Foundation. 

Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Ke­sejah­teraan Masyarakat Setprov Sum­bar, Syafrial mengatakan itu ke­­pada Padang Ekspres (Riau Pos Group), ke­marin (17/10). ”Besok (hari ini, red), kami akan melakukan pertemuan dengan ASEAN Foun­dation. Mereka tertarik mengerjakan ketiga proyek itu. Namun, kita hanya akan me­lepas proyek itu pada investor yang memberikan pena­waran paling kompetitif,” ujarnya.

Jasa Marga, tambah Syafrial, memang telah menawarkan diri untuk berinvestasi dengan mem­­berikan sejumlah pers­ya­ratan. Pemprov Sumbar sen­diri juga sedang mengupayakan pem­bebasan untuk pem­ba­ngu­nan jalan tol tersebut.

”Jika penawaran dari ASE­AN Foundation lebih me­ngun­tungkan, maka Pemprov akan memilih ASEAN Foundation. Kondisi ini tak lepas juga pada pembukaan rute Padang- Singa­pura. Awalnya, Pemprov Sum­bar bersama Garuda sudah menjajaki kerja sama untuk pembukaan rute ini. Namun karena Garuda minta subsidi, tak bisa kami lakukan kerja sama itu karena berbenturan dengan aturan hukum,” ucapnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Saat Pemprov masih mela­kukan negosiasi dengan Garuda untuk pembukaan rute, jelas Syafrial, maskapai Mandala Airlines menawarkan kerja sama jauh lebih menguntungkan. Mereka bersedia membuka rute penerbangkan dari Padang ke Singapura dengan biaya sebesar Rp 500 ribu per sekali pener­ba­ng­an dan PP sebesar Rp 1 juta, tanpa subsidi. ”Tentu saja, kami pi­lih penawaran me­ngun­tu­ngkan dan bisa bekerja lebih ce­pat. Ini juga berlaku untuk pem­bangunan jalan tol,” ucap­nya.

Sebelumnya, Gubernur Sum­­bar Irwan Prayitno men­ye­butkan bahwa pembangunan jalan tol belum terealisasi juga akibat pembuatan feasibility study (FS) belum tuntas. Selain itu, PT Jasa Marga men­gin­gin­kan Pemprov me­ma­sukan sa­ham dalam bentuk uang.

Sementara Pemprov Sum­bar hanya mampu me­ma­su­kan investasi dalam pem­be­basan lahan. Itulah sebabnya, sampai sekarang pembangunan belum juga berjalan.(ayu/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook