Mengenang Azyumardi Azra, Peraih Gelar Sir Pertama dari Indonesia

Nasional | Minggu, 18 September 2022 - 16:36 WIB

Mengenang Azyumardi Azra, Peraih Gelar Sir Pertama dari Indonesia
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia di Rumah Sakit Kedah, Selangor, Malaysia, Ahad (18/9/2022). (DEWAN PERS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Indonesia kehilangan seorang tokoh kebangsaan yang aktif menyuarakan soal keislaman dan demokrasi. Dia adalah Prof Dr H Azyumardi Azra, M Phil, MA, CBE, yang sampai akhir hayatnya menjabat sebagai ketua Dewan Pers.

Cendekiawan muslim kelahiran 4 Maret 1955 itu menutup usianya di Rumah Sakit Kedah, Selangor, Malaysia, Ahad (18/9/2022). Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu setelah mendapat perawatan intensif di rumah sakit di Malaysia.


Semasa hidupnya, Azyumardi Azra dikenal sebagai seorang profesor yang ahli pada bidang sejarah, sosial, dan intelektual Islam. Bahkan, dia juga menekuni banyak profesi, mulai dari wartawan, dosen, penulis, hingga menjadi guru besar.

Azyumardi Azra pada 2010 memperoleh gelar Commander of the Order of British Empire (CBE). Titel ini merupakan sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi ‘Sir’ pertama dari Indonesia.

Gelar CBE diberikan Kerajaan Inggris kepada individu untuk menghargai kontribusi positif yang telah dilakukan di bidang pekerjaan mereka. Melalui gelar tersebut Azyumardi Azra dianggap telah diakui sebagai anggota keluarga bangsawan Inggris.

Azyumardi memulai karier pendidikan tingginya sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1982, kemudian atas bantuan beasiswa Fulbright, ia mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Universitas Columbia tahun 1988.

Selain itu pada 1992, ia juga memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Universitas Columbia tahun 1990 dan Doctor of Philosophy dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries. Pada 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).

Azyumardi kembali ke Jakarta pada 1993, saat itu mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Azyumardi juga pernah menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia keduanya pada tahun 1997.

Selain itu, dia merupakan anggota dari Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997-1999.

Sejak Desember 2006 menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sebelumnya sejak tahun 1998 hingga akhir 2006 Azyumardi Azra adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ia pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979-1985), Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992-sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).

Ia juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) Universitas Islam Internasional Islamabad Pakistan (2004-2009).

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook