Pengungsi Gunung Sinabung Dipusatkan di Kabanjahe

Nasional | Rabu, 18 September 2013 - 20:19 WIB

JAKARTA (RP) - Jumlah pengungsi letusan Gunung Sinabung hingga Rabu (18/9) terus bertambah. Bila pukul 11.00 WIB tercatat 12 ribuan pengungsi, namun pukul 17.00 WIB jumlahnya menjadi 14.991 jiwa.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan ancaman erupsi Gunung Sinabung yang masih kecil, serta intensitas dan besaran letusan jauh lebih kecil dibandingkan erupsi pada tahun 2010 lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Kita menduga ada faktor-faktor sosial, ekonomi dan teknis yang menyebabkan pengungsi terus bertambah. Sejak Rabu pagi (18/9) hingga sore, Gunung Sinabung terus mengeluarkan asap putih keabuan," jelas Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Berdasarkan Rakor dan evaluasi Posko Tanggap Darurat  erupsi Gunung Sinabung, Rabu (18/9), diperoleh kesimpulan bahwa total pengungsi sampai pukul 17.00 WIB sebanyak 14.991 orang.

Untuk memperlancar koordinasi dan distribusi bantuan, titik pengungsian akan diperkecil dari 26 titik menjadi 16 titik pengungsian. "Semua dipusatkan di Kabanjahe," jelasnya.

Sebanyak 16 titik pengungsian itu di antaranya di Jambur Sempakata (2.308 jiwa), Klasis GBKP (800 jiwa), GBKP Kota/Gedung KKR (1.200 jiwa), GBKP Kota/Gedung Serbaguna (239 jiwa), Masjid Istikar Barastagi (310 jiwa),  Masjid Agung (182 jiwa), Zentrum (339 jiwa), GBKP Simpang VI (220 jiwa), Paroki (50 jiwa).

Kemudian  di Jambur Adil Makmur (1.904 jiwa), Jambur Haloho (1.600 jiwa), Jambur Dalihan Na Tolu (1.406 jiwa), Jambur Pulungan (1.900 jiwa), Jambur Payung (1.500 jiwa), KWK Berastagi/Perempuan (537 jiwa), dan Klass Berastagi/Laki-laki (496 jiwa).

Proses pembagian pengungsi di 16 titik berlangsung sampai besok pagi karena 75 persen dari pengungsi bekerja di ladang dan akan kembali ke tempat penampungan pada sore hari.

Untuk memperlancar informasi dan komunikasi pada masa tanggap darurat, Kodam I Bukit Barisan membagikan perangkat komunikasi berupa 16 buah HT (HandyTalk) kepada setiap koordinator pengungsi. Pemda Kabupaten Karo juga diminta menangani kbeutuhan dasar pengungsi.

"Hasil rakor ini segera disosialisasikan ke masyarakat agar mereka yang tinggal di daerah yang aman tidak perlu mengungsi. Pengungsi yang selalu dinamis bergerak dan pulang pergi menyebabkan kendala dalam pendataan," pungkasnya. (fat/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook