JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Program Bela Negara direncanakan masuk dunia kampus lewat pendidikan militer. Dengan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana memasukkan pendidikan militer ke dalam satuan kredit semester (SKS) yang dipilih.
“Nanti, dalam satu semester mereka bisa ikut pendidikan militer, nilainya dimasukkan ke dalam SKS yang diambil. Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan,” ujar Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono, dalam siaran pers, Selasa (18/8).
Namun yang perlu ditekankan dalam hal ini, pendidikan militer bukan berarti hanya berkaitan dengan fisik. Tapi lebih untuk menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi.
“Rasa bahwa saya adalah orang Indonesia, terlahir di Indonesia, memiliki kultur Indonesia, adat istiadat Indonesia. Kami ingin melalui Program Bela Negara, milenial bangga terlahir di Indonesia, menjadi bagian dari warga dunia,” tutur dia.
Sehingga masuknya nantinya generasi penerus bangsa tidak hanya kreatif dan inovatif. Tetapi juga memiliki rasa cinta kepada bangsa dan negara dalam kehidupan sehari-harinya.
Sebab, melihat praktek serupa yang dilakukan oleh Korea Selatan (Korsel), kini negara tersebut bisa mengguncang dunia melalui budaya K-Pop. Indonesia pun diharapkan bisa seperti itu atas dasar kecintaannya terhadap budaya bangsa.
“Jika dilihat dari sudut pertahanan, itu cara mereka (Korsel) melalui industri kreatifnya memengaruhi dunia. Indonesia harusnya bisa seperti itu karena kita punya seni dan budaya yang banyak,” jelasnya.
Apalagi Indonesia akan memasuki era bonus demografi mulai 2025-2030 yang ditandai dengan dominannya penduduk usia produktif. Ini pun perlu disiapkan untuk menggerakkan perekonomian bangsa di masa depan.
“Mereka harus tunjukkan kecintaannya kepada bangsa ini melalui satu kreativitas dan inovasi, serta cinta produk lokal,” tutupnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman