Mendagri: Gatot Cocok Diberi Rekor Muri

Nasional | Selasa, 18 Juni 2013 - 08:53 WIB

MEDANG (RP) - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho cocok bila diberikan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Bagaimana tidak, dalam 5 tahun Gatot sudah mengalami pelantikan 4 kali.

Hal tersebut diungkapkan mantan Gubernur Sumatera Barat ini saat melantik Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara terpilih di gedung DPRD Sumut, Senin  (17/6).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dijelaskannya, 4 pelantikan Gatot tersebut dimulai pada 2008, dimana ia dilantik sebagai wakil gubernur terpilih. Kemudian, pada 2010, saat dilantik sebagai Plt Gubsu. Dilanjutkan pada Maret 2013, dilantik sebagai gubernur definitf, dan kini pada Juni 2013, Gatot dilantik sebagai Gubernur Sumut karena menang dalam Pemilu.

“Ini merupakan sesuatu yang istimewa. Sangat cocok bila diberikan rekor,” ujarnya sambil tersenyum.

Mendagri tidak lupa mengucapkan selamat pada pasangan yang saat pemilu terkenal dengan sebutan Ganteng ini. Dan ia berharap, amanah yang diemban dapan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

“Selamat untuk Pak Gatot dan Pak Erry. Semoga dapat menjalankan dengan baik dan sungguh-sungguh amanah yang telah dititpkan oleh masyarakat Sumut,” lanjutnya.

Tak lupa, Mendagri juga mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan ke masyarakat Sumatera Utara, karena tahapan Pemilukada di Sumut berjalan lancar dan baik. Tidak ada kekacauan yang merusak nilai persatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Mengingat, Sumut merupakan provinsi penduduk terbesar di Pulau Jawa, dan terbesar keempat. Dengan luas 72 ribu Km persegi, yang berbatasan dengan Aceh, Samudera Hindia, Selat Melaka dan Sumbar. Multi etnika, agama dan kultur. Dan Sumut mampu menjaga keberagaman dan ini kekuatan Provinsi Sumut. “Semoga dapat tetap dipelihara,” lanjutnya.

Selain itu, Mendagri juga berharap agar tim sukses tidak perlu aktif lagi dalam pemerintahan Sumut. Dirinya menghimbau agar sistem pemerintahan dilakukan sesuai dengan standar dan norma yang berlaku.

“Tim sukses kembalilah ke asal. Tidak perlu ikut lagi ke pemerintahan. Karena, wakil mereka sudah terpilih. Biarkan perjalanan pemerintahan sesuai dengan aturannya,” tambahnya.

Sesuai dengan undang-undang, dalam waktu 3 bulan ini akan merumuskan rencana jangka menengah merujuk kepada rencana pembangunan jangka panjang. Dan rencana jangka menengah diharapkan dapat dirumuskan menjadi peraturan daerah di Sumut. “Karena jumlah penduduk Sumut sudah mencapai 15 juta jiwa. Jadi, wajar bila otonomi daerah semakin ditingkatkan melalui Perda,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam setiap kesempatan seorang Gatot Pujo Nugroho selalu menegaskan, jabatan  termasuk jabatan gubernur bukanlah sebuah kemuliaan.  Dalam setiap jabatan menurut bapak dari 5 putri itu justru bermakna besarnya tanggung jawab dan amanah.“Tolong diingatkan kami untuk tetap fokus memimpin dan memajukan Sumatera Utara. Duet ini harus tetap kompak,” tutur Gatot.

Lelaki kelahiran Magelang, 11 Juni 1962 juga dinilai banyak orang tergolong penyabar. Dua tahun menjadi Plt Gubernur Sumut bisa jadi bukti kesabaran Gatot. Bertubi-tubi mendapat serangan dari lawan-lawan politik, kena beragam fitnah dan puncaknya pelantikan sebagai  Gubernur defenitif yang tertunda merupakan ujian seorang Gatot Pujo Nugroho.

Tak heran jika seorang Wiranto, Ketua Umum Partai Hanura  pun mengakui ketangguhan Gatot sebagai co-pilot dalam dua tahun terakhir periode Syampurno. Wiranto di depan ribuan warga Langkat pada Maret 2013 mengapresiasi Gatot sebagai pemimpin yang tangguh menjalankan pemerintahan di tengah tekanan politik dan fitnah dari segala penjuru mata angin.

“Saya percaya dan optimis, Gatot akan mampu berbuat lebih untuk Sumut 5 tahun kedepan. Semasa menjabat Plt saja, Gatot sukses menjaga keamanan dan stabilitas di Sumut, apalagi jika menjadi gubernur defenitif,” ujar Wiranto.

Lain pula pendapat Ahmad Taufan Damanik, pengamat  politik FISIP Universitas Sumatera Utara.  Menurut pengamatannya, Gatot Pujo Nugroho memang new comer  di kancah politik Sumut. Tak heran kalau kemunculannya di dunia politik lima tahun terakhir menimbulkan banyak keraguan, dan itu  wajar-wajar saja.

“Sebelumnya, dia memang bukan siapa-siapa di dunia politik. Kemunculannya di luar perhitungan, karena dia datang bukan dari orbit politik yang sudah kita kenal, dengan kata lain bukan dari kekuatan politik yang sudah mapan alias status quo selama ini. Namun, saya tahu sebetulnya Gatot adalah orang yang cepat belajar, cepat beradaptasi. Di selalu kalem saja, sabar, tekun dan ulet di dalam menapaki karir politiknya. Man Jadda Wajada, bila sesuatu dikerjakan sungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil,” tegas pendiri KKSP ini.

Walau new comer, tapi dengan dukungan kecerdasan, kesabaran dan yang terpenting adalah kekuatan spritualitasnya, Gatot  dinilai Taufan justru mampu membalik keadaan dan jadi rising star di Sumut. Setahun terakhir Gatot  menjadi sentral pemberitaan media, tampilannya di publik dan media massa jauh mengungguli tokoh-tokoh lain.

“Lawan-lawan yang semula menganggap remeh menjadi kaget dan tak mengira popularitasnya menguat begitu cepat. Sekali lagi, itu datang dari kekayaan spiritualitas Man Jadda Wajada ditambah sikap cool, sabar dan tidak suka reaktif khas orang Jawa,” Taufan menganalisis.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook