TOKOH LINTAS AGAMA BERSATU

Indonesia Dalam Keadaan Darurat

Nasional | Senin, 18 Januari 2016 - 00:49 WIB

Indonesia Dalam Keadaan Darurat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tokoh-tokoh agama di Indonesia menilai, Indonesia kini sedang masuk tahap darurat karena reformasi yang kebablasan. Karenanya, secara bersama, para tokoh lintas agama ini berkumpul di Lapangan Banteng Jakarta, Ahad (17/1/2016) sebagai bentuk apel kebhinekaan.

Tokoh-tokoh yang hadir antara lain dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), P‎arisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), ‎Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (M‎atakin)‎ dan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).‎

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Kenapa menjadi darurat? Karena reformasi yang kebablasan," seru Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj di hadapan 15.000 peserta apel.

Ia menuturkan, apel kebhinekaan lintas iman ‎digelar lantaran Indonesia darurat radikalisme, terorisme, dan narkoba. Kata mereka, Indonesia terlalu permisif dengan ideologi asing ketimbang Pancasila sebagai ‎ideologi bangsa. Contoh, paham dari Timur Tengah diadopsi oleh para penganut paham radikalisme di Indonesia. Padahal, paham keras itu tidak cocok diterapkan di Indonesia yang majemuk.

"Di Timur Tengah, tidak ada ulama yang nasionalis, tidak ada nasionalis yang ulama. Kalau kita, Kyai Hasyim Asy’ari ulama nasionalis, KH Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid, kyai dari NU semuanya nasionalis ulama, mencintai tanah air," tuturnya.

Said juga menyoroti persoalan narkoba. Ia mengatakan narkoba perbuatan jahat yang sangat merusak bangsa. "Hukumannya dibunuh, potong kedua tangan kakinya, buang ke laut, itu bandar narkoba," katanya.

Ia menyerukan kepada segenap elemen bangsa untuk melawan hal-hal tersebut. "Kita sama-sama di sini, lintas iman, etnik, aliran, mari nyatakan bersama anti terorisme, anti radikalisme, anti pada narkoba," katanya.(dna)

Laporan: JPNN

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook