SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Apapun kisah yang akan dituturkan para penumpang yang berada di kapal KM Wihan Sejahtera tidak lama setelah berangkat dari pelabuhan Tanjungperak Surabaya, kata yang satu ini pasti mengemuka: panik!
Betapa tidak, di saat para penumpang sedang sibuk membenahi barang-barang bawaannya tiba-tiba mendengar suara dentuman dari bagian lambung. Peristiwanya bermula pukul 09.00 WIB. Wihan Sejahtera berencana menuju Ende Nusa Tenggara Timur.
Suara dentuman yang sangat kuat itu kontan membuat ratusan penumpang kapal panik. Apalagi dalam waktu bersamaan secara bertahap badan kapal mulai miring. Sadar kapalnya dalam bahaya, nakhoda Asep Hartono langsung memberikan peringatan kepada para penumpang. Alarm bahaya dibunyikan. Raungan alarm tentu saja menambah kepanikan. Dibutuhkan perjuangan keras bagi 179 penumpang kapal tersebut untuk lolos dari maut. Mereka mulai berebut pelampung.
Murtilah, salah seorang saksi mata, mengaku sangat ketakutan saat mendengar alarm bahaya. Apalagi, perempuan 40 tahun itu membawa dua buah hatinya, Nadila Moilonga, 11, dan Radit Rato, 6. "Saya ikut suami di Ende. Ini baru saja pulang kampung ke Jogja," ucapnya.
Murtilah semakin ketakutan tatkala kemiringan kapal tak bisa dihentikan. Dia bahkan menyaksikan sendiri kendaraan-kendaraan yang diangkut KM Wihan meluncur ke laut. "Tapi, saya bertekad menyelamatkan kedua anak saya dulu," katanya.
Untung, petugas kapal dengan tenang memberikan arahan kepada penumpang. Satu per satu diberi petunjuk menuju lokasi tertinggi yang tidak terendam air laut. Bersama para penumpang lain, Murtilah dan kedua anaknya pun menuruni tali tambang dari atas dek kapal, lalu melompat ke laut. Mereka kemudian diselamatkan kapal-kapal kecil milik nelayan lokal, PT Pelindo III, dan milik syahbandar.
Pukul 09.40 seluruh badan kapal sudah tidak tampak di permukaan perairan. Berkat kesigapan semua pihak, tidak ada korban meninggal. Syahbandar Utama Pelabuhan Tanjung Perak Rudiana menjelaskan, para penumpang yang selamat dibawa ke Gapura Surya. "Sebagian di antaranya dilarikan ke Rumah Sakit PHC karena mengalami luka," ujarnya.
Dengan bantuan aparat Polres Tanjung Perak dan pemilik kapal, PT Tri Lintas Samudra, sebagian penumpang mendapatkan pelayaran pengganti menuju Ende. Sebagian lagi bertahan untuk mengurus barang-barang yang hilang, termasuk kendaraan.
KM Wihan Sejahtera adalah kapal jenis ro-ro buatan 1995. Saat berlayar, kapal tersebut membawa 154 penumpang dan 25 awak. Di dalamnya juga terdapat 43 truk besar, 7 truk berukuran sedang, 10 mobil, dan 2 sepeda motor.
Hingga tadi malam, penyebab tenggelamnya kapal tersebut masih diselidiki Ditpolair Polda Jatim. Namun, pihak syahbandar membantah spekulasi terjadinya tabrakan dengan bangkai kapal. Alasannya, kawasan tersebut sudah dikeruk dan dibersihkan sebelum Pelabuhan Teluk Lamong beroperasi. "Untuk saat ini kami belum bisa memastikan penyebab tenggelamnya KM Wihan Sejahtera," ujar Kasubditgakkum Ditpolair Polda Jatim Kompol Mustofa. Namun, dia memastikan penyidikan terus dilakukan. "Jika ada unsur kelalaian, tentu akan kami proses secara hukum," tegasnya.(all/c9/kim)
Laporan: JPNN
Editor: Fopin A Sinaga