JAKARTA(RIAUPOS.CO) - Pemerintah terus berusaha menurunkan angka stunting pada anak-anak di berbagai penjuru Indonesia.
"Kita turunkan angka stunting sehingga anak-anak kita bisa tumbuh menjadi generasi yang premium," kata Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Jumat (16/8).
Stunting ialah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.
Penyebab utama stunting ialah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia dua tahun.
Pada masa pemerintahan keduanya, Jokowi mengusung misi SDM Unggul, Indonesia Maju dengan meningkatkan kualitas kesehatan dengan pengembangan inovasi dan budaya hidup sehat.
Pengamat kebijakan Agus Pambagio mengatakan, pidato Jokowi menunjukkan komitmen presiden yang sangat serius terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia. Salah satunya melalui upaya penurunan angka stunting.
“Presiden berulang kali memerintahkan upaya mengatasi stunting pada anak Indonesia dan pidato kemarin menunjukkan masalah ini kembali menjadi fokus presiden dan kabinet mendatang,” jelas Agus.
Dia menambahkan, Jokowi berkali kali mendorong inovasi dan kerja sama antarlembaga untuk mengatasi permasalah bangsa dan tidak menggunakan cara-cara lama.
Pemerintahan Jokowi periode pertama telah berhasil menurunkan angka stunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,6 persen pada tahun lalu.
Namun, angka ini masih di atas angka 20 persen berdasarkan standar WHO.
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka stunting baik melalui upaya pencegahan (preventif) maupun melalui intervensi.
“Tanpa keberanian untuk melakukan inovasi dan terobosan kebijakan dan kerja sama lintas kementerian dan instansi, harapan presiden untuk menurunkan angka stunting di Indonesia bakal sulit terwujud,” tegas Agus.
Salah satu catatan penting dalam upaya mengatasi stunting adalah terobosan yang dilakukan oleh Tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang dipimpin oleh Damayanti Rusli di daerah Pandeglang, Banten, melalui dukungan Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDT).
Awal 2018 lalu, Tim yang dipimpin oleh Damayanti menangani sekaligus mengamati kasus stunting di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang.
Metode mereka ternyata berhasil menurunkan angka stunting sampai delapan persen hanya selama enam bulan.
Hal ini dikemukakan oleh dalam acara Forum sosialisasi Aksi Cegah Stunting ini digagas oleh Samsul Widodo Direktur Jenderal Pembangunan Desa Tertinggal (PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang diikuti kepala dinas dari 18 kabupaten dengan prevalensi stunting tinggi di Jatim.
"Dalam diskusi Aksi Cegah Stunting disebut 75 persen dari yang stunting kemunginan IQ-nya di bawah rata-rata. Bayangkan kalau ini terjadi di Jatim. Bagaimana kami bisa mengentaskan kemiskinan? Ini pekerjaan rumah yang urgen, sangat urgen," ujar Emil.(jos)
sumber: JPNN.com
Editor: Deslina