JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) merespons isu masuknya 49 WN Cina ke Sulawesi Tenggara.
WN Cina itu dikabarkan akan bekerja dengan memakai visa kunjungan, dan mendapatkan persetujuan kartu kewaspadaan kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta tanpa karantina kesehatan.
Bamsoet mendorong pemerintah melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk segera mendatangi lokasi perusahaan di kawasan industri tempat para WN Tiongkok itu akan bekerja, untuk mengecek kondisi kesehatan dan mengisolasi tenaga kerja asing (TKA) tersebut. "Sebagai upaya mencegah masuknya virus Covid-19 di wilayah tersebut," tegas Bamsoet, Selasa (17/3).
Bamsoet mendorong pemerintah agar memperlakukan warga negara Cina itu secara tegas dengan perlakuan yang sama serta membatalkan persetujuan kartu kewaspadaan kesehatan tersebut. "Mengingat, dalam situasi seperti ini tidak boleh ada perlakuan istimewa terhadap warga negara asing mana pun," ungkap Bamsoet.
Mantan ketua DPR itu mendorong pemerintah untuk mengevaluasi sistem penjagaan di setiap pintu masuk Indonesia terutama di wilayah perairan, atau pelabuhan.
"Serta bersama-sama Polair untuk meningkatkan pengawasan dengan melakukan patroli dan penjagaan laut di perbatasan, guna meminimalisir masuknya WNA yang tidak memiliki izin tinggal ataupun bekerja," ujar dia.
Legislator Partai Golkar itu mendorong pemerintah dalam situasi saat ini untuk memperketat perizinan bagi para WNA yang ingin berkunjung maupun tinggal atau bekerja di Indonesia.
"Serta agar tetap melakukan karantina kesehatan bagi setiap WNA yang masuk ke Indonesia, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19," pungkasnya. (boy/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal