LHOKSEUMAWE (RIAUPOS.CO) - Kerusuhan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kota Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Tidak hanya sekadar bentrok fisik, bangunan juga dibakar oleh para warga binaan (WB) yang terprovokasi.
Kasubdit Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Akbar Hadi Prabowo mengatakan, kerusuhan terjadi pada Sabtu (15/2) malam.
Jelang dini hari, gedung perkantoran di lapas tersebut terbakar. Terutama, ruang registrasi dan gudang beras. Kerusuhan tidak mampu dibendung karena petugas yang berjaga hanya lima orang.
‘’Jumlah penghuni 289 napi dan tahanan, sedangkan kapasitas hunian untuk 136 orang,’’ katanya. Malah, dua petugas jaga sempat tertahan di dalam lapas.
Namun, Akbar memastikan kalau dua petugas tersebut dalam keadaan aman dan tidak sedang disandera oleh para WB.
Lebih lanjut Akbar menjelaskan, kerusuhan berawal dari sakitnya seorang napi berinisial C. Pria yang masuk bui karena kasus narkoba itu dikabarkan sedang sakit lambung.
Kebiasaan untuk meredakan sakit itu sebelum menginap di hotel prodeo adalah berobat di orang pintar.
Nah, karena sakit itu, keluarga napi tersebut berusaha membawa pulang untuk diobati di kampung. Tentu saja, permintaan itu tidak dikabulkan oleh pihak lapas.
Beberapa saat sebelum kerusuhan meletus, beberapa keluarga datang berbondong menggunakan truk. Ada sekitar 10 hingga 15 orang yang berusaha menjemput C.
‘’Kalapas menolak dan berpendapat kalau sakit ya dibawa ke rumah sakit, bukan pulang ke rumah,’’ katanya.
Berawal dari penolakan itulah yang membuat munculnya provokasi ke napi lain untuk melakukan perlawanan. Jumlah penjaga yang tidak seimbang membuat sulutan provokasi cepat berubah menjadi kerusuhan.
Pada Ahad pagi, Akbar sempat mengabarkan kalau keluarga yang ingin menjemput C sempat terjebak di dalam lapas.
Lantaran tidak bersifat penyanderaan, Akbar mengatakan kondisi mereka baik-baik saja. Sekitar pukul 09.00 WIB mereka sudah bisa dikeluarkan dengan selamat.
Hingga kerusuhan benar-benar reda, dikabarkan tidak ada korban meninggal dalam insiden itu. Polisi yang terjun di lokasi terus berjaga dan mengendalikan situasi supaya tidak ada kerusuhan susulan.(dim/rpg/jpnn)