PADANG (RIAUPOS.CO) - Enam hektare lahan di Kawasan Pampangan, antara kawasan Bukit Putus dan Bukit Batu Hampa, Kecamatan Lubuk Begalung terbakar, Ahad (16/2) sekitar pukul 12.20 WIB.
Hingga pukul 17.00 WIB, api terus menyebar ke kawasan lainnya, dan mengancam Pertamina Lubeg dan Mako Lantamal II Teluk Bayur.
Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) Kota Padang menyebut, kejadian itu diduga terjadi karena adanya aktivitas pembakaran lahan yang dilakukan oleh warga.
Belum bisa ditaksir kerugian yang terjadi karena petugas pemadam masih terus berupaya memadamkan api hingga sore.
Warga yang bermukim di sekitar lokasi berusaha mengevakuasi barang-barang mereka karena takut api menjalar hingga kepemukiman mereka.
Informasi yang dihimpun RPG, puluhan kepala keluarga (KK) yang bermukim di lokasi kebakaran terpaksa mengungsi. SPBU di lokasi itu juga terancam terbakar karena api terus meluas.
Kebakaran itu diketahui oleh beberapa orang warga yang tengah duduk-duduk di sebuah warung di pinggir jalan di kawasan Bukit Putus. Melihat adanya gumpalan asap tebal bewarna hitam, mereka langsung menuju sumber asap. Hingga menemukan kobaran api dan memberitahukannya ke masyarakat lainnya dan pemadam kebakaran.
Zainal C (42), warga Pampangan, Lubeg mengaku kaget saat melihat gumpalan asap tebal membubung ke udara. Ia yang melihat itu memberitahukan kepada warga lainnya insiden itu. ”Saya kaget melihat asap dan memberitahu warga lainnya. Setelah saya beritahu mereka menghubungi kantor pemadam kebakaran,” sebut pria yang berprofesi sebagai montir motor ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) Kota Padang Budi Erwanto mengatakan, kebakaran tersebut dipicu oleh aktivfitas warga setempat yang ingin membuka lahan baru dengan cara membakar lahan. Namun api sulit dikendalikan sehingga meluas ke kawasan lain.
Cepatnya api meluas kata Budi, disebabkan oleh cuaca panas sehingga titik api dengan mudah menyebar ke lokasi sekitar. Selain itu, angin yang bertiup di pebukitan tersebut juga menjadi salah satu penyebab cepatnya api meluas.
Budhi mengatakan, pemadaman sempat terhalang karena slang air mobil Damkar tidak mampu menjangkau sumber api karena pusat api berada berada di perbukitan. Namun pihaknya terus berupaya dan mendapat bantuan dari Mako Lantamal II, sehingga titik api bisa dijangkau.
Ia juga menyebutkan, ada empat titik api yang ditemukan di dua bukit yakni Bukit Putus dan Bukit Hampa. ”Personel sudah mengimbau warga untuk mengevakuasi peralatan serta keluarga lainnya, karena titik api berjarak dekitar 800 meter dari pemukiman warga,” ujar Budi seraya menyebut proses pemadaman masih berlangsung.
Kerugian Rp2 milliar
Data yang dicatat BPBPKD Padang, kasus kebakaran lahan atau hutan merupakan kali ke empat terjadi selama Dua tahun terakhir.
Di 2013, terjadi kasus kebakaran lahan sebanyak 3 kali di beberapa lahan di Padang dengan kerugian Rp2 milliar.
Penyebabnya tidak lain adalah pembakaran lahan baru yang dilakukan oleh warga untuk area perladangan, sehingga merembes ke lahan lainnya termasuk lahan produktif dan perladangan warga.
Kabid Kehutanan Dispernakbunhut Kota Padang, Adlin Gusmar mengatakan, kawasan yang terbakar itu terdata sebagai hutan areal penggunaan lain (APL), dan dikelola oleh masyarakat setempat. Menurutnya, dari sekitar 20 hektare lahan yang dijadikan APL oleh warga di dua bukit tersebut, baru 5 persen kawasan yang terbakar.
Dispernakbunhut pun juga sudah berkoordinasi dengan BPBDPK Kota Padang dan pihak Lantamal II Teluk Bayur tengah melakukan penelusuran titik api tersebut.(rpg)