DENGARKAN SUARA PUBLIK

Jokowi: Dengarkan Suara Rakyat!

Nasional | Rabu, 16 Desember 2015 - 10:14 WIB

Jokowi: Dengarkan Suara Rakyat!
Anggota DPR memakai pinta hitam bertulis Save DPR dalam sidang paripurna DPR, Jakarta, Selasa (15/12/2015)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Presiden Joko Widodo termasuk yang terus memantau dan mengikuti proses di MKD, dari awal hingga saat-saat terakhir jelang pengambilan keputusan, hari ini. Presiden kemudian menyampaikan harapan agar segala keputusan yang akan diambil lembaga etik dewan tersebut, nantinya senantiasa disandarkan pada fakta-fakta yang ada.

”Dengarkan suara publik, dengarkan suara masyarakat, dengarkan suara rakyat," pesan Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Selasa  (15/12).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hari ini adalah hari penentuan. Apakah DPR masih layak disebut sebagai lembaga yang memperjuangkan amanat rakyat yang diwakilinya. Atau lembaga tinggi negara yang sudah dikuasai sekelompok politisi yang memperjuangkan kepentingan kelompoknya.

Momen menentukan itu terkait dengan nasib Ketua DPR Setya Novanto yang akan divonis melanggar etika atau tidak oleh alat kelengkapan dewan, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) siang ini. Dengan posisi Setya Novanto yang sudah pernah berperkara di persidangan etik, MKD hanya memiliki dua pilihan sanksi, yakni mencopot Setnov, panggilan Setya Novanto, dari jabatan Ketua DPR atau membebaskannya dari segala aduan yang dilaporkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

Dengan jumlah keseluruhan 17 anggota dan pimpinan di MKD, setiap suara sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan. Apalagi, dinamika yang terjadi di MKD selama ini sulit mengharapkan terjadinya musyawarah mufakat. MKD di persidangan kasus Novanto sering mengambil keputusan dengan menggunakan mekanisme voting.

Sedangkan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan komposisi tiga anggotanya paling menentukan arah keputusan MKD. Namun, ada pesimisme terhadap sikap PDIP terhadap kasus Novanto. Anggota MKD dari Fraksi Partai Nasdem Akbar Faizal yang menyuarakan pesimisme itu. "Hari ini atau besok siang, kalau kondisinya sama. Kalau voting, mohon maaf kelihatannya kami akan kalah," ujarnya.

Menurut Akbar, gejala itu muncul dari adanya pergantian anggota MKD di saat akhir. Dirinya tidak menyebut nama, namun proses pergantian terakhir di internal MKD adalah Marsiaman Saragih dari PDIP digantikan oleh Riska Mariska. "Realitasnya ada seorang anggota fraksi terus selancar. Ada yang tadinya mulai lurus dan diganti lagi, karena ada yang kebingungan harus mendengar yang mana," ujarnya.

Menurut Akbar, dirinya perlu menyampaikan ini karena sidang pada hari ini merupakan pertaruhan terhadap DPR. Akbar meminta kepada masyarakat agar terus mengawasi MKD, terutama memastikan siapa saja dan apa isi keputusan akhir yang diambil masing-masing anggota dalam rapat internal.  "Supaya Anda tahu wakil seperti apa yang anda pilih termasuk dapilnya. Makanya saya bilang, jaga teman-teman anda di fraksi," ujarnya.(bay/dyn/kim/jrr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook