JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Di usia yang sudah mencapai 70 tahun, Korps Marinir TNI AL masih menghadapi persoalan klasik. Layaknya satuan militer lainnya di Indonesia, masalah alutsista yang berusia tua masih menjadi masalah.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi mengatakan, rata-rata alutsista yang dimiliki korps Marinir buatan era 60-an. “Bahkan ada yang berusia 70 tahun, seperti nenek-nenek,” ujarnya di sela-sela perayaan HUT Marinir ke 70 di Lapangan Apel Ksatrian Marinir Hartono, Cilandak Jakarta, Ahad (15/11).
Diakuinya, efektivitas dan kualitas operasi anggota angkatan laut sangat bergantung pada kualitas alutsista yang dimiliki. Dia mencontohkan, dalam operasi amfibi, pihaknya tidak bisa melakukan secara maksimal tanpa ada dukungan alutsista.
Selain dapat memaksimalkan kinerja, kemampuan alutsista juga penting dalam meningkatkan rasa percaya diri anggota. “Sehingga prajurit marinir juga bangga punya alutsista yang bisa dipakai dalam operasi,” imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya bersama Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan terus menggenjot peremajaan alutsista. Melalui program Minimum Essential Force (MEF), ditargetkan pada tahun 2024 nanti, proses peremajaan sudah bisa dilakukan secara penuh.(far/jpg)
