TRAGEDI MINA

Dua Jamaah Haji Indonesia Belum Teridentifikasi

Nasional | Jumat, 16 Oktober 2015 - 00:22 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri yang bertugas membantu identifikasi korban Mina dipastikan telah sampai ke Indonesia Rabu (14/10/2015) malam. Tim yang beranggotakan sepuluh orang itu pulang, kendati dua jenazah haji asal Indonesia belum teridentifikasi.

Ketua Delegasi Tim DVI Polri Tragedi Mina Kombespol Mas’udi menjelaskan bahwa saat pulang ke Indonesia masih ada dua jenazah yang belum diketahui identitasnya. Dua jenasah ini satu lelaki dan satu perempuan."Ya, hanya tinggal dua saja," terangnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mengapa tetap pulang kendati belum semua jenasah teridentifikasi? Dia menuturkan bahwa Tim DVI tetap bisa membantu dari Indonesia. Sebab, data antemortem yang dimiliki Tim DVI belum cocok dengan data postmortem yang dimiliki DVI Arab Saudi. "Kalau di Indonesia, kami bisa tambah jumlah antemortemnya dan dikirim ke Arab," paparnya ditemui di Divhumas Polri Kamis (15/10/2015).

Sebenarnya, sesuai data jamaah belum kembali Indonesia juga ada dua orang yang masih belum kembali. Namun, belum bisa dipastikan apakah dua jenazah jemaah WNI ini merupakan dua WNI yang belum kembali. "Karena data antemortem belum cocok, maka bisa jadi orang lain. Hal ini harus dibuktikan secara ilmiah, jangan sampai salah identitas," terangnya.

Kabarnya, Tim DVI pulang karena memang tidak diizinkan membantu mengidentifikasi, terkait hal itu dia mengatakan bahwa tim yang dipimpinnya hanya bertugas untuk mencocokkan data antemortem dan postmortem. "Kami sudah berupaya," papar perwira dengan tiga melati dipundak tersebut.

Sementara Direktur Eksekutif DVI Polri Kombespol Anton Castilani menuturkan bahwa metode identifikasi yang dilakukan DVI Arab Saudi berbeda dengan DVI Polri. Tim DVI Arab mengawali identifikasi dengan memampangkan foto-foto jenazah. Metode ini bukannya tidak benar, tapi hanya berbeda saja," jelasnya.

Harus ada langkah lebih maju yang dilakukan pemerintah Indonesia. Kejadian semacam ini diharapkan tidak terulang, namun sebagai antisipasi sebaiknya penyelenggara haji Indonesia bisa menyiapkan data antemortem terlebih dahulu. "Ini untuk mengantisipasi bila ada kejadian semacam ini, sehingga identifikasi bisa lebih cepat. Sebab, sudah punya data pembanding," paparnya.

Misalnya, saat pemeriksaan kesehatan untuk haji, sample darah bisa disisakan untuk antemortem. Lalu, sidik jari setiap jamaah haji juga disiapkan. "Setidaknya, petugas haji juga sudah memiliki data antemortem. Ini masukan untuk Kementerian Agama," terangnya.

Dia menegaskan bahwa pengumpulan data antemortem ini diharapkan bisa dimulai pada penyelenggaraan haji tahun depan. Semua data itu bisa digunakan bila kemudian diperlukan."Ini demi kebaikan bersama," paparnya.

Selain itu, kerja sama tim DVI Polri dengan DVI Arab Saudi akan terus dilanjutkan. Rencananya, DVI Polri akan mengundang tim DVI Arab Saudi dalam DVI Commander. "Acara ini akan digelar di Semarang diikuti berbagai negara, kami juga undang Arab," terangnya.(idr)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook