MEDAN (RP) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara terus bertambah. Hingga Senin (16/9) pukul 16.00 WIB, tercatat sudah 6.259 jiwa masyarakat yang mengungsi.
Menurut Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, ribuan pengungsi itu tersebar di delapan titik pengungsian. Di antaranya di Jambur (gedung terbuka) Sempakata, Jl.Jamin Ginting samping PLN Kabanjahe, 2.730 jiwa. Klasis GBKP, Jl. Kiras Bangun Kabanjahe, 590 jiwa.
Kemudian di GBKP Kota, Jl. Kiras Bangun Kabanjahe, 600 jiwa. Jambur Payung, Jl. Tigan Derket, 420 jiwa. Jambur Taras Berastagi, Jl. Jamin Ginting Berastagi,1.574 jiwa. Masjid Agung, Jl. Veteran simpang 3 Kabanjahe, 170 jiwa. Sentrum (PPWG Kabanjahe), Jl. Nabung Surbakti, 88 jiwa dan di Gereja Katolik, Jl.Irian, 87 jiwa.
"Pengungsi di Posko Jambur Taras Berastagi akan dipindahkan ke KWK Jalan Udara Berastagi," kata Sutopo, Senin (16/9) malam.
Di masing-masing tempat pengungsian tersebut menurut Sutopo, sudah dilengkapi fasilitas MCK, air bersih, peralatan dapur dan lainnya. Saat erupsi Gunung Sinabung tahun 2010 lalu, jambur-jambur yang berada di desa-desa mampu menampung pengungsi sebanyak 12.000 jiwa.
"Jadi pengungsi tidak ditempatkan di tenda-tenda pengungsi," tukasnya.
Dilaporkan pula, sebagian laki-laki yang ada di pengungsian pada siang hari masih kembali ke rumahnya untuk merawat lahan pertanian dan ternak serta membersihkan rumahnya. Pada malam hari mereka kembali ke pengungsian.
"Polisi telah dikerahkan untuk menjaga permukiman yang ditinggalkan warga yang mengungsi," ujar Sutopo.
Data yang diperoleh BNPB menyebutkan kebutuhan mendesak yang sangat dibutuhkan pengungsi di antaranya tikar, selimut, alat masak, family kid, makanan bayi, makanan siap saji, dan obat-obatan (obat mata, obat batuk, obat diare.(Fat/jpnn)