Pascagempa 7,1 SR, Aktivitas Warga Maluku Utara Berangsur Normal

Nasional | Jumat, 15 November 2019 - 16:10 WIB

Pascagempa 7,1 SR, Aktivitas Warga Maluku Utara Berangsur Normal
Ilustrasi alat pengukur kekuatan gempa seismograf (jawapos.com)

HALMAHERA(RIAUPOS.CO)– Maluku Utara dihantam gempa berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) pada Kamis (14/11) pukul 23.17 WIB malam kemarin. Pihak BPBD setempat memastikan bahwa sebagian warga telah kembali ke rumah masing-masing dan sudah beraktivitas seperti biasanya.

Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Barat Imron Loloroi mengatakan, meski aktivitas warga sudah kembali normal dan belum ada laporan kerusakan serta korban akibat gempa, pihaknya terus melakukan patroli dan pendataan terkait situasi di lapangan. “Patroli dilakukan karena gempa susulan yang terjadi juga dirasakan cukup kuat di wilayah yang terdampak,” kata Imron melalui keterangan tertulis, Jumat (15/11).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sementara itu, situasi di Kota Bitung kini sudah berangsur normal. Walau demikian, masih ada masyarakat yang bertahan di dataran tinggi karena khawatir adanya gempa susulan. Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa di Kota Bitung.

Selain itu, BPBD Kota Ternate juga menginformasikan bahwa warga yang semalam menjauh dari pantai sudah mulai kembali ke rumah pada Jumat pagi.

Data Pusdalops BNPB mencatat dua orang mengalami luka atas nama Delvi Peo dan Mesin Bunga. “Keduanya berasal dari Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo.

Masih di Ternate, gempa yang terjadi menyebabkan kerusakan beberapa rumah dan rumah ibadah di sana. Pusdalops BNPB mencatat enam rumah rusak ringan, di antaranya di Kelurahan Mayau tiga unit, Lekewi dua dan Bido satu. Semuanya di Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate. Sementara, dua unit gereja dilaporkan rusak ringan di Kelurahan Bido dan Lelewi.

“Upaya yang terus dilakukan yaitu melakukan koordinasi dengan BMKG, BPBD Kabupaten dan kota serta sektor terkait untuk mengidentifikasi korban kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi. Di samping itu, posko telah didirikan di Jalan Hasan Esa Takoma, Ternate,” tukas Agus.

Sebelumnya, BMKG telah mencabut status peringatan dini tsunami pada pukul 01.45 WIB setelah gempa magnitudo 7,1 dan juga memutakhirkan laporan gelombang tsunami dengan ketinggian masing-masing 0,6 meter di Ternate (23.43 WIB), 0,9 meter di Jailolo (23.43) dan 0,10 meter di Bitung (00.08 WIB).

BMKG mencatat hingga pukul 06.59 WIB, ada sebanyak 74 aktivitas gempa susulan di laut Maluku Utara (Malut). BMKG juga mencatat beberapa kali gempa susulan terjadi setelah gempa utama masing-masing terjadi pada pukul 00.66 WIB dini hari dengan titik 128 Barat Laut Jailolo di kedalaman 10 kilometer yang tidak berpotensi tsunami.

Editor :Deslina

Sumber: jawapos.com









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook