SIAGA TIGA, MASYARAKAT DI RADIUS 3 KM DIUNGSIKAN

Gunung Sinabung Keluarkan Asap Hitam

Nasional | Minggu, 15 September 2013 - 09:26 WIB

MEDAN (RP) - Gunung api Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali meletus pada Minggu (15/9) pukul 02.51 WIB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroh menerangkan, tinggi letusan tidak terlalu tinggi. Letusan memuntahkan abu vulkanik dan beberapa batu kecil yang melanda desa-desa sekitarnya. Terlihat ada api diam di puncak kawah pada pukul 02.45 WIB.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Asap tebal hitam yang membawa abu keluar dari kawah Sinabung," ungkap Sutopo dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9).

Dari parameter kegunungapian yang dipantau Pos Gunungapi Sibanung tercatat 255 gempa vulkanik dalam, 16 kali gempa hembusan, 5 gempa tektonik local, 24 gempa tektonik jauh, dan tremor 15 mm.

 

Terkait dengan meningkatnya aktivitas Gunungapi Sinabung ini, PVMBG Badan Geologi kata dia telah meningkatkan statusnya dari Waspada (level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung mulai Minggu (15/9) pukul 03.00 WIB. Rekomendasinya adalah tidak ada aktivitas di radius 3 km dari kawah.

"Masyarakat di Desa Sukameriah yang berada di dalam radius 3 km dan berada di bukaan kawah untuk diungsikan terlebih dahulu," jelas Sutopo.

 

Masyarakat di Desa Sukameriah, Kec Payung, Desa Kutarayat, Kutagugung, Simacem dan Bekerah di Kec Namanteran, Kab Karo telah melakukan evakuasi mandiri ketika mereka mendengar gemuruh dan letusan Gunung Sinabung. Mereka mengungsi ke Kabanjahe ibukota Kab Karo. Pengungsi ditempatkan di gedung dan jambur-jambur sekitar Kantor Bupati Karo.

"Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan," terangnya.

 

Tim Reaksi Cepat BNPB dan BPBD Sumatera Utara menuju lokasi untuk melakukan koordinasi dengan Bupati Karo. BPBD Kab Karo belum dibentuk Pemda Karo sehingga penanganan bencana ditangani Kesbanglinmas Kab. Karo.

"Kondisi ini juga menghambat penanganan bencana, baik kesiapsiaagaan, pengurangan risiko bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana," tandas Sutopo. (rus/rmol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook