JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Masalah pendanaan sempat membayangi
peringatan Hari Pramuka ke-56 dan pembukaan Raimuna Nasional XI yang
dibuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Senin (14/8). Anggaran
dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) baru cair sepekan
sebelum pelaksanaan acara yang melibatkan 15 ribu Pramuka penegak dan
pandega dari 514 kabupaten/kota.
Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault menyinggung pencairan dana itu pada saat membacakan sambutan di
hadapan Presiden Joko Widodo. Hadir pula mantan Presiden Megawati Soekarno Putri, Menpora Imam Nahrawi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung,
dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
‘’Dana Rp10 miliar saja baru turun H-7 itu membuat jantung kami was-was. Kan adik-adik sempat khawatir jadi tidak, jadi tidak. Anda bayangkan mereka ada
yang berangkat naik kapal laut dan sebagainya. Ini perhatian besar untuk ke depannya,’’ ujar Adhyaksa usai acara.
Adhyaksa juga sudah mengadukan keperluan anggaran tersebut kepada
Jokowi di sela-sela acara kemarin. Dia menuturkan bahwa Rp10 miliar itu sebenarnya masih belum cukup untuk kegiatan Kwarnas.
Dia membandingkan saat menjadi Menpora dana hibah untuk Kwarnas Rp45
miliar. Begitu pula pada saat Menpora dijabat Roy Suryo dan Andi
Mallarangeng. Dia pun berharap ada tambahan lagi dana Rp15 miliar-Rp20
miliar pada APBN perubahan. Dana untuk Raimuna saat ini juga diambilkan dari dana rutin yang telah cair Rp10 miliar. ‘’Itupun sempat tertahankan.
Karena isu-isu menyangkut saya kan,’’ ujar dia.
Adhyaksa sempat diduga tersangkut dugaan mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Video bernada dukungan dia itu membuat pemerintah
sempat membekukan dana Kwarnas Pramuka. Belakangan Adhyaksa telah
mengklarifikasi bahwa dia hanya hadir sebagai undangan.
Menpora Imam Nahrawi yang dimintai tanggapan tentang pencairan dana
untuk Kwarnas itu terlihat agak kecewa. Dia menuturkan persoalan pencarian
dana itu tidak seharusnya disinggung pada acara itu. Apalagi dana untuk Kwarnas sudah dicairkan.
‘’Mestinya berterima kasih. Mosok gini masih mengeluh. Dasa Darma Pramuka
itu tabah, tanggung jawab suci dalam pikiran dan perkataan,’’ kata dia.
Meskipun saat ditanya dia mengaku tidak tersinggung.
Bahkan ikut bertepuk tangan saat Adhyaksa membacakan sambutannya.
‘’Tapi saya tidak tahu, kenapa kok diungkap di forum yang terhormat dan
mulia ini,’’ imbuh dia.
Ke depan, dia menjanjikan anggaran untuk Kwarnas tidak akan terlambat lagi. Tapi, dia berpesan agar Pramuka yang telah berusia 56 tahun itu tidak disusupi
paham-paham radikal yang bisa mencabut nasionalisme. ‘‘Tidak boleh ada
HTI (di Pramuka, red) itu saja,’’ tegas dia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menuturkan cara-cara lama dalam mendidik Pramuka perlu ditinggalkan. Karena
Pramuka saat ini adalah generasi Y atau milenial yang adaptif dengan
kemajuan teknologi. ‘’Gerakan Pramuka harus punya terobosan, jangan berfikir linier, jangan terjebak cara-cara rutinitas,’’ kata Jokowi yang juga
menjadi Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka.
Dia menilai gerakan Pramuka perlu menggunakan cara-cara kekinian dan
kreatif yang bisa diterima generasi milineal. Sehingga rasa cinta tanah air bisa terus ditanamkan. Para Pramuka juga tidak lagi hanya belajar baris-berbaris,
membangun tenda, atau membuat simpul tali. ‘’Tapi juga harus memandu adik-adik Pramuka berdisiplin menggunakan media sosial yang positif dan
produktif,’’ ungkap Jokowi. (jun/jpg)