Sambut Tahun Baru Islam, Ini Tiga Makanan Khas Satu Suro di Indonesia

Nasional | Sabtu, 15 Juli 2023 - 17:37 WIB

Sambut Tahun Baru Islam, Ini Tiga Makanan Khas Satu Suro di Indonesia
Warga membawa bubur Asyura yang akan dibagikan kepada warga lainnya saat tradisi membagi bubur asyura di komplek makam Sunan Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (19/9). (ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tahun baru Islam 1445 Hijriah atau 1 Muharam akan jatuh pada Rabu (19/7) mendatang. Untuk menyambutnya, biasanya umat muslim di Indonesia akan melakukan banyak hal.

Dalam penanggalan Jawa, 1 Muharam disebut dengan 1 Suro. Dengan kearifan lokalnya, umat muslim di Indonesia biasanya akan mengadakan rangkaian acara tradisional untuk menyambut tahun baru Islam, seperti kenduri hingga grebek Suro.


Selain itu, di momen ini juga akan ada makanan-makanan yang hanya bisa ditemukan di momen Suro saja. Berikut ini tiga makanan khas satu Suro yang ada di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber:

Bubur Suro

Bubur Suro adalah bubur yang berisi beberapa kondimen khas, seperti beras putih, beras merah, kacang hijau, santan dan lain-lain. Nama Suro sendiri, diambil dari kata Asyuro.

Biasanya, bubur Suro dibuat dalam jumlah yang besar dan lalu dibagikan ke masyarakat sekitar atau anak-anak yatim.

Konon, bubur Suro dibuat sebagai perwujudan rasa syukur manusia kepada Tuhan atas berkah dan nikmat yang diberikan selama ini. Selain itu, juga menitip harapan agar selalu dilimpahi rezeki, kesehatan dan keselamatan di tahun berikutnya.

Gunungan

Gunungan hampir selalu ada di momen-momen besar adat Jawa atau peringatan hari besar Islam, termasuk malam satu Suro. Gunungan Suro bisa ditemukan di acara kirab Suro atau grebek Suro di sejumlah daerah di Indonesia.

Biasanya, gunungan diisi dengan hasil bumi, seperti sayuran, bumbu dapur, buah-buahan, bahkan juga snack. Orang-orang di acara grebek Suro, akan saling berebut isi gunungan, karena dipercaya akan mendapatkan berkah dari acara tersebut.

Adapun isi gunungan yang melimpah dan dinikmati ratusan orang, merupakan wujud rasa terimakasih manusia kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas kelimpahan hasil bumi yang diberikan selama ini.

Apem

Selain makanan berat, di malam satu Suro juga akan ada camilan bernama apem. Kue ini terbuat dari adonan santan dan tepung yang diberi tambahan bumbu tertentu.

Penamaan apem sendiri, merujuk pada kata "afwan" atau "afwum", yang dalam Bahasa Arab artinya maaf atau permohonan maaf. Lewat apem, manusia berharap dapat saling memaafkan satu sama lain.

Tak hanya kepada manusia, apem juga mewakili representasi permohonan maaf kepada Tuhan alam semesta, agar dimaafkan dan dapat menempuh tahun baru.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook