ACEH BESAR (RP) - Sekumpulan anak punk yang sedang ngumpul bareng, diserang puluhan massa bersenjata tajam (bersajam). Kejadian ini dipicu akibat perbuatan mereka tidak senonoh.
Cewek-cowok duduk di tepi jalan, berbusana minim bahkan sambil mengkonsumsi minuman keras. Geram melihat perbuatan melanggar syariat Islam tersebut, warga pun naik pitam. Dari TKP tiga orang diamankan. sedangkan belasan lainnya lolos, bahkan ada yang lari dengan kondisi telanjang.
Aksi uber-uberan ini berlangsung pada kemarin malam, sekira pukul 19.30 WIB. Puluhan warga berkumpul dan sudah mempersenjatai diri, menyerbu seputaran Jalan Bandara Sultan Iskandar Muda, tepatnya Desa Gani, Ingin Jaya, Aceh Besar.
Keterangan yang diperoleh dari Kapolsek Ingin Jaya, Iptu Ibrahim Prades mengaku awalnya sudah mendapat informasi warga. Namun pihaknya datang terlambat, karena peristiwa amuk massa sudah terjadi.
"Ada belasan remaja pakaian seronok, enam diantaranya perempuan sedang kumpul dan minum-minum di pinggir jalan," ungkap Kapolsek. Warga pun ramai-ramai datang, serta meninting parang. Melihat kedatangan masyarakat beramai-ramai, kumpulan anak pun lantas panik. Mereka kucar-kacir berlari ke areal pematang sawah.
Bahkan diantaranya ada dalam keadaan bugil, karena diduga sedang berhubungan seks dengan pasangannya. Pesta miras dan kegiatan mesum ini, sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir. Namun warga masih menahan diri, hingga kemarahan sudah sampai diubun-ubun.
Pasca penggerebekan kemarin, tiga orang remaja pria diringkus. Sayang dalam pengakuan mereka, tidak tergabung dalam komplotan anak punk tersebut Hanya duduk-duduk saja di TKP, tapi keburu diringkus penduduk karena tak sempat kabur. Salah satunya Arief Gunawan (17), babak-belur terkena hantaman bogem di sekujur tubuh. ABG asal Lambaro ini menderita luka-luka, diduga patah dibagian pergelangan tangan. Ia pun terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Meraxa, Banda Aceh.
Sedangkan dua orang lagi yakni Deni (17) Desa Sumet, Montasik dan Rifky, Desa Bak Dilip, Montasik, Aceh Besar. Beruntung sempat diamankan Keuchik setempat dan kemudian diserahkan ke Polsek. Dari lokasi insiden, massa mengamankan barang bukti berupa pakaian dan selimut, serta langsung dibakar. Sedangkan sisanya diserahkan ke polisi. Termasuk satu hp disita milik pelaku, didalamnya terdapat gambar-gambar dan video porno.
"Warga sudah lama melihat mereka sering di tempat itu. Sehingga tidak tahan lagi melihat tingkah anak punk, yang dinilai sudah merusak daerahnya," ujar Kapolsek.
Terkait kejadian tersebut, salah seorang anak diamankan penduduk, Deni menolak tuduhan sebagai anak punk. Ia bersama temannya, Rifky tidak mengenal anak-anak punk.
"Kami lagi duduk-duduk bang, tapi tiba-tiba datang warga bawa parang. Karena takut dibacok, buru-buru ikutan lari sampai akhirnya ditangkap," kata Deni.
Sementara itu, orang tua Deni, Sardiman yang hadir di Mapolsek sangat terkejut dan berterimakasih kepada aparat gampong dan Polisi yang telah mengamankan anaknya dari amukan warga.
"Dia anak pertama saya dan ia kerja bangunan. Saya tidak menyangka kalau anaknya ada gabung dengan anak punk," jelasnya.
Pascaamuk massa di Desa Gani, Kapolsek menghimbau kepada orang tua agar mengawasi anaknya agar tidak salah langkah. Dan, kedua remaja itu pun kemarin langsung diserahkan kepada orang tuanya dengan rekomendasi Keuchik asal.
"Personel Polsek Ingin Jaya segera mengamankan ketiga korban, untuk menghindari amukan warga makin parah. Warga sudah sangat marah dengan tindakan mereka. Apalagi mereka sudah lebih sebulan tinggal di pinggir jalan itu. Tindakan dan perilaku mereka aneh. Kehidupan mereka jauh dari normal,” pungkas Kapolsek
Di rumah sakit Meuraza, Ikhnul Husna, kakak dari Arif (korban yang mendapat perawatan intensif-red), menyayangkan aksi brutal warga. “Saat ditangkap, kan ada orang tua kampung. Kenapa adik saya diperlakukan seperti ini" Ini kejam,” kata Ikhwanul Husna.
Menurut Ikhnul Husna, adiknya baru memasuki masa pubertas sehingga ikut-ikutan dengan teman-temannya. “Adik saya bukan punk,” kata dia. (imr)