JAKARTA (RIAUPOS.CO) -Menteri Kesehatan (Menkes) Nila S Moeloek membantah kabar yang menyebutkan bahwa ada petugas KPPS yang meninggal karena diracun. Faktanya, mayoritas korban meninggal dipicu karena faktor kelelahan.
’’Kami belum menemukan atau ditemukan kecurigaan yang tidak wajar. (Itu kelelahan) dengan diberikan beban yang tentu terlalu besar tentu ini akan menjadi pemicu dalam hal ini,’’ ujar Nila saat ditemui di kompleks DPR, Jakarta, (14/5/2019).
Nila juga menambahkan, berdasarkan data yang ia peroleh, para petugas KPPS berumur di atas 50-70 tahun. Sehingga dengan umur itu rentan terkena penyakit atau sudah memiliki riwayat penyakit yang dideritanya. ’’Jadi ini kebanyakan orang-orang yang sudah tua yang bekerja. Dan dalam hal ini harusnya berterima kasih sudah mau bekerja,’’ katanya.
Berdasarkan dari faktor meninggalnya, diketahui petugas KPPS meninggal karena penyakit stroke, hipertensi, jantung, asma, dan juga didominasi oleh kardiovaskular. ’’Penyakit jantung ini atau kardiovaskular jadi penyebab terbanyak. Pemicu kedua adalah soal pernafasan termasuk asma dan resbenatory itu sekitar 20 persen, faktor kecelakaan 9 persen,’’ ungkapnya.
Lebih lanjut, terkait mengenai adanya usulan untuk melakukan otopsi para petugas KPPS yang meninggal dunia. Nila juga mengaku hal itu sudah menjadi ranahnya pihak kepolisian. Menurut Nila, justru yang dilakukan oleh jajarannya adalah dengan metode otopsi verbal, yakni mengetahui penyakit yang diderita melalui wawancara dengan anggota keluarga. Misalnya, mengenai tanda-tanda dan gejala yang muncul sebelum seseorang meninggal.