MELIHAT RUMAH GADANG SUKU MELAYU SIGINTIU YANG TERANCAM RUBUH

Miliki 15 Gonjong dan 21 Ruang

Nasional | Rabu, 15 Mei 2013 - 09:59 WIB

SOLOKSELATAN (RP) - Di Kenagarian Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Solok Selatan (Solsel), ada rumah gadang yang unik. Yaitu memiliki 15 gonjong, dan 21 ruang.

Rumah gadang itu mungkin yang terpanjang di Sumbar, bahkan di dunia. Sayangnya, enam tahun terakhir, rumah itu telah rusak dan terancam ambruk.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Untuk menuju rumah gadang itu, memerlukan perjalanan sekitar 2 jam dari Ibu Kota Solsel, Padangaro, dengan jarak sekitar sekitar 40 Km. Sedangkan dari Muarolabuah berjarak sekitar 72 Km.

Siapa yang melihat langsung rumah gadang ini akan dibuat berdecak kagum. Dengan panjang sekitar 95 meter, rumah gadang ini berdiri di atas 15 tonggak utama. Ruang tengah yang memanjang menjadi ruang utama dan ada ruang kamar tidur.

Dilihat sepintas, dari depan dan samping kanan rumah gadang Suku Melayu Sigintiu itu, tidak ada yang rusak. Atapnya sudah permanen, dan dinding depannya sudah terbuat dari semen.

Namun sangat memprihatinkan sekali, di bagian kiri sudah keropos. Bagian sudut kiri belakang, lantainya ada yang jebol, dan pembatas antara ruang yang satu dengan ruang yang lain sudah tidak ada.

Rumah gadang 21 ruang abai mulai dibangun pada 1972 dan selesai 1975. Pembangunannya berdasarkan kerja sama kaum suku (gotong royong). Arsitektur bangunan gonjong 14 dan satu gonjong terletak di gerbang masuk rumah adat itu, sehingga ada 15 gonjong.

”Dulu, rumah gadang 21 ruang ini beratap ijuk, dan tiang-tiangnya memakai pasak kayu, dinding dibuat bambu yang sudah disulam erat,” kata ninik mamak Kenagarian Abai Dt Simajo Lelo ketika ditemui, di rumah gadang itu baru-baru ini.

Kini, rumah gadang tersebut sudah dimodernisasi. Atap ijuk diganti seng dan dinding dari bambu yang disulam dilapisi semen, namun lantai masih dari papan.

Kata Dt Simajo Lelo, pada saat pembangunan tidak semua ruang kamar tidur yang selesai. Karena kekurangan dana, baru sebagian yang mampu diselesaikan. Dt Simajo Lelo menceritakan, 15 gonjong rumah gadang itu menyimbolkan ada 14 suku yang bernaung dalam satu rumah adat.

Bagi Suku Melayu Sigintiu, rumah gadang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan acara adat dan kesenian batombe serta pesta perkawinan.

Selain itu, rumah gadang digunakan kaum adat untuk membicarakan pembangunan dan masalah-masalah kesukuan dan tempat menyemayamkan anggota suku yang meninggal.

Rumah gadang tidak digunakan untuk tempat tinggal keluarga. Akan tetapi, bagi laki-laki yang baru menikah yang belum mampu membuat rumah sendiri maka bisa tinggal sementara waktu.

Tungganai Buyung Narun Suku Melayu Sigintiu Abai, menambahkan, rumah gadang 21 ruang Abai pernah direhabilitasi 2008 lalu. Tapi pembangunan berhenti di tengah jalan tanpa ada kejelasan. “Jika memang rumah gadang kami sudah menjadi cagar budaya, maka kami minta rehab,” terangnya.

Menurutnya, lapuknya rumah gadang ini membuktikan rendahnya perhatian Pemkab Solsel untuk melestarikan peninggalan budaya. Padahal Solsel dikenal sebagai daerah 1001 rumah gadang.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Natsuarman didampingi Kabid Kebudayaan Desrial menjelaskan, minimnya dukungan dana menjadi penghambat upaya rehab rumah gadang.

 ”Rumah gadang di Solsel jumlahnya ratusan unit. Maka dari itu, kita mengupayakan penarikan bantuan dana dari Kementerian yang membidangi kebudayaan,” kata Desrial.

Desrial memaparkan, di Solsel ada 449 unit rumah gadang. Sebanyak 55 unit dalam kondisi baik, 131 unit rusak ringan, 142 unit rusak sedang, dan 121 rusak berat.  Tersebar di setiap kecamatan di Solsel.

Yaitu, 57 unit di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, 190 unit di Kecamatan Sungai Pagu, 43 unit di Pauh Duo, 39 di Kecamatan Sangir, 34 di Kecamatan Sangir Jujuan, dan 68 unit di Sangir Batang Hari, dan 18 unit di Kecamatan Sangir Balai Janggo.

Ratusan rumah gadang itu, baru 9 unit yang masuk data base Badan Pemeliharaan Cagar Budaya (BPCB) yang di Batusangkar.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook