(RIAUPOS.CO) -- Ada banyak momen selama debat Pilpres 2019 yang memperlihatkan bagaimana Jokowi dan Prabowo, juga KH Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno, saling hormat dan "selow". Jadi, mengapa kita, yang akan memilih satu di antara dua paslon tersebut di bilik suara Rabu lusa (17/4), harus terus gontok-gontokan?
Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto bermaksud menanggapi pertanyaan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi). Tapi, eits, ternyata belum waktunya. Moderator Ira Koesno mencegahnya. Spontan Prabowo berjoget sejenak. Dan, audiens pun gerrr.
Pijatan di Pundak
Tak hanya sampai di situ. Cawapres (calon wakil presiden) 02 Sandiaga Uno ikut beraksi dengan memijat pundak Prabowo. Jadilah, Jokowi juga menghentikan pertanyaan sejenak. Cawapres 01 KH Ma’ruf Amin pun tampak tersenyum. Suasana debat yang cukup tegang sejak awal jadi cair.
Saat sesi debat terbuka yang diperkirakan panas justru berubah adem. Tak lain karena keduanya saling setuju atas pendapat lawan. Saat Prabowo menyatakan bahwa mereka berdua sama-sama ingin memberantas pencemaran lingkungan, Jokowi manggut-manggut. "Iya, saya setuju saja," ucap Jokowi yang sontak memantik tawa audiens. Prabowo pun ikut tertawa dan bertepuk tangan.
Sebaliknya, Prabowo pun bersikap sama saat Jokowi memberikan tanggapan yang membahas soal keperluan nelayan. Prabowo langsung berdiri dan mengambil mikrofon di meja.
"Terima kasih, cukup jelas, Pak," ucap Prabowo singkat yang juga langsung disambut tawa penonton.
Debat edisi ini mempertemukan kedua cawapres, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Sebelum debat dimulai, di belakang panggung, keduanya sudah bertemu dengan ditemani tim masing-masing. Di situ Sandiaga Uno mencium tangan Ma’ruf. Sementara itu, Ma’ruf menunjukkan sikap mengayomi kepada Sandi. Sikap saling respek itu terbawa hingga debat berlangsung. Jadilah, Sandi dan Ma’ruf tampak meminimalkan perselisihan. Bukannya berdebat, keduanya hanya fokus pada visi dan misi masing-masing.
Di akhir debat, setelah lagu “Indonesia Pusaka” yang dimaksudkan mengingatkan semua orang sebagai saudara sebangsa dan setanah air, dilanjutkan dengan lagu “Kemesraan”. Semua pun hanyut dalam kemesraan.
Doa bersama lintas agama dan kepercayaan mengawali debat kelima. Tujuh tokoh agama dan kepercayaan hadir di panggung debat. Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan wakil penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar memimpin prosesi itu, diikuti seluruh audiens. Dalam doanya, Nasaruddin memohon agar pemungutan suara 17 April berjalan lancar.
Dihibur Lagu-Lagu Chrisye
Tidak banyak gestur spesial yang ditunjukkan para kandidat. Saat sesi panel, Jokowi dan Ma’ruf memilih duduk dan menyimak saat moderator menyampaikan pertanyaan panelis. Sedangkan Prabowo dan Sandiaga berdiri di podium dan membuat catatan. Saat jeda, audiens dihibur penyanyi Wizzy dan Afgan. Penampilan dua penyanyi itu membuat tidak ada kesempatan untuk saling mempersoalkan apa yang terjadi saat debat. Lagu-lagu maestro musik Indonesia (alm) Chrisye mewarnai panggung debat.
Antara "Indonesia Pusaka" dan "Gemu Famire"
Debat diakhiri dengan menyanyikan bersama lagu Indonesia Pusaka yang dipimpin Afgan dan Putri Ayu. Kedua paslon dan masing-masing 10 pendukung bernyanyi dengan khidmat di atas panggung. Setelah itu, kedua paslon saling berpelukan, mengakhiri masa kampanye dengan suasana damai. Debat pun ditutup penampilan Wizzy. Semua yang ada di ruangan debat diajak bergoyang lewat lagu “Gemu Famire”. Semua gembira, bahkan Prabowo sempat ikut bergoyang.(byu/c10/oni/jpg)