Rangsang Ekonomi, Bangun Bandara Internasional

Nasional | Minggu, 15 April 2012 - 08:02 WIB

Rangsang Ekonomi, Bangun Bandara Internasional
Dahlan Iskan

BALIGE (RP) - Hadiah istimewa diberikan Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan saat masyarakat Batak menghelat pesta budaya tradisional Batak di TB Silalahi Centre, kemarin. Dia janji bakal mewujudkan pengubahan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi lapangan terbang internasional. Selain itu, dia juga memastikan tak mengubah kebun teh Sidamanik jadi kelapa sawit.

Menurut Dahlan, kedua langkah itu perlu dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat Batak. Untuk bandara misalnya, pengubahan menjadi bandara internasional sudah tak bisa ditawar lagi. Alasannya, potensi Danau Toba tak sebanding dengan kesejahteraan warga sekitar yang minim. ‘’Apa hebatnya Danau Yoba kalau tidak mampu mengangkat ekonomi rakyatnya,’’ ujarnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam acara yang juga bersempena HUT ke-4 Yayasan TB Silalahi itu, Dahlan menyebut gagasan pengubahan status bandara sudah pernah dilontarkan Presiden SBY sendiri. Itulah mengapa, mantan Dirut PLN itu optimistis jika bandara di Siborong-borong, Tapanuli Utara itu bisa segera diubah statusnya.

Logika yang disampaikan Dahlan pada ratusan warga Batak adalah Danau Toba saat ini sulit dinikmati. Warga sekitar danau atau wisatawan juga disebutnya tak berkembang kentara karena sulitnya akses menuju danau terbesar di Asia Tenggara itu. Maklum, dari Bandara Polonia, Medan ke Danau Toba butuh waktu enam jam.

Selain rasa lelah dan psikologis selama berkendara, mereka harus bisa menaklukkan maut. Sebab, jalur Medan-Parapat yang jadi akses utama ke Danau Toba terkenal sebagai jalur tengkorak. Bandingkan dengan jarak dari Bandara Silangit ke Danau Toba yang hanya sejaman. ‘’Kalau dibangun jalan tol sulit terealisasi 10 tahun,’’ imbuhnya.

Keyakinan lain adalah, tak perlu langkah rumit untuk menyulap kondisi Bandara Silangit saat ini. Dia menuturkan hanya perlu menambah panjang landasan sejauh 300 meter. Lantas, ketebalan landasan ditambah 5 Cm lagi. Terakhir, menambah satu stasiun pengisian bahan bakar pesawat.

Bagaimana potensi lalu lintas penerbangan? Pejabat yang suka mengenakan sepatu kets itu menyebut pasti ramai. Sebab, wisatawan Singapura dan Kuala Lumpur hanya perlu waktu satu jam untuk sampai Danau Toba. ‘’Saat ini, sedikitnya 40 pesawat ke Medan. Sedikitnya penumpang setara dua pesawat butuh langsung turun di Silangit,’’ jelasnya.

Dahlan janji sepulang dari Balige bakal langsung melihat rumusan APBN Perubahan. Dia ingin tahu apa ada anggaran untuk bandara yang kini tak dibuka untuk umum itu. Kalau ada, dia memastikan proses perubahan status bandara sudah bisa dilakukan tahun ini. Kalau tak ada, dia bakal komunikasi dengan Kementerian Perhubungan agar menyerahkan pembangunan Silangit ke BUMN.

Sekadar info, Bandara Silangit memiliki landasan pacu 2.250 meter x 30 meter. Meski tergolong mini, 18 Januari 2011 landasan itu mampu menyambut kedatangan pesawat presiden bertipe B737 yang berukuran jumbo. Bandara ini juga disebut-sebut sebagai bandara kelas IV yang memiliki fasilitas layaknya bandara kelas II di Indonesia.

Sedang kebun teh Sidamanik yang telah beroperasi sejak 1918, dia menyebut kualitas teh dari kebun itu sudah menurun. Daunnya sangat tebal, hasil panen per hektare hanya dua ton dan kualitas rasa yang menurun. Gara-gara itu, pernah ada niat mengganti kebun teh Sidamanik dengan kebun sawit.

‘’Saya sudah konsultasi dengan TB Silalahi yang asli sini, hasilnya, saya pastikan tidak ada perubahan fungsi,’’ tegasnya. Kepastian itu muncul karena pihaknya bakal menanam teh dengan bibit baru di lahan seluas 450 Ha. Kalau hasil percobaannya bagus, Dahlan memastikan seluruh kebun teh yang memiliki luas 4 ribu Ha ditanami bibit teh baru itu.

Terpisah, festival kebudayaan dan HUT TB Silalahi Centre itu berlangsung meriah. TB Silalahi sebagai tuan rumah mampu menghadirkan kehangatan di antara ribuan peserta. Termasuk dengan delegasi asing dari Taiwan dan Belanda yang hadir untuk melakukan MoU pengembalian artefak Batak ke Indonesia.

Salah satu buktinya, Dahlan tak ragu untuk melakukan tarian tor-tor maupun sigale-gale saat berada di lantai dua Museum Batak. Kedua tarian itu dia lakukan setelah salah seorang ketua adat Batak mengalungkan kain ulos ke Dahlan. ‘’Kain ini sebagai tanda untuk tamu kehormatan,’’ ujar Silalahi.

Pemilik nama lengkap Tiopan Bernhard Silalahi itu juga menjelaskan pada masyarakat kalau orang Batak dan Taiwan satu rumpun. Itulah kenapa pakaian adat dan lagu keduanya terdapat kemiripan. Bahkan, pria yang berulang tahun tiap 17 April itu menyebut ada beberapa lagu Batak yang populer di Taiwan.

‘’Ada yang dinyanyikan dalam bahasa Taiwan, ada yang tetap Batak,’’ terangnya. Festival budaya tradisional Batak sendiri bakal dihelat dua hari dari kemarin hingga hari ini. Beberapa macam lomba dan pertunjukkan budaya terutama tari banyak diperagakan di TB Silalahi Centre.(dim/kom/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook