JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Human capital index (HCI) yang dirilis World Bank menempatkan Indonesia pada peringkat ke-87 dari 157 negara dengan nilai 0,53. Peringkat itu menunjukkan kualitas manusia Indonesia, terutama dari sisi produktivitas, tidak terlalu buruk. Tetapi juga tidak terlalu tinggi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan mengalokasikan dana-dana pendidikan yang berasal dari APBN. ’’Untuk Indonesia, setelah reformasi, komitmen kami (alokasi) 20 persen APBN untuk pendidikan,’’ kata perempuan yang akrab disapa Ani tersebut.
Tahun ini realisasi penyaluran anggaran pendidikan diproyeksikan mencapai Rp 440 triliun. Dalam APBN 2019, anggaran pendidikan naik menjadi Rp492,5 triliun. Perinciannya, belanja pendidikan dari pemerintah pusat Rp163,1 triliun; transfer ke daerah Rp308,4 triliun; dan pembiayaan investasi Rp21 triliun.
Dalam pembiayaan investasi yang anggarannya Rp21 triliun, Rp1 triliun di antaranya sengaja dialokasikan sebagai dana abadi penelitian. Sebab, Kemenristekdikti meminta negara mengalokasikan anggaran untuk pengembangan penelitian.
Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada di kisaran 5 persen disebabkan kualitas SDM yang kurang mumpuni. ’’Faktor utama yang membuat pertumbuhan ekonomi kita stagnan adalah produktivitas,’’ ujarnya.
Tingkat produktivitas Indonesia belum sebaik negara berkembang lain seperti Vietnam dan Thailand. Di samping itu, Indonesia tidak cukup jika hanya berinvestasi di infrastruktur. Menurut Bambang, Indonesia perlu lebih banyak melakukan investasi untuk peningkatan kualitas SDM. Dengan meningkatkan kualitas SDM, percepatan pertumbuhan ekonomi akan lebih mudah tercapai.(rin/c14/oki/das)