PESISIR SELATAN (RP) - Kawasan pantai di tiga kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Provinsi Sumbar yakni Pantai Muaro Padang Kaciak di Kecamatan IV Jurai, Luhung (Kecamatan Bayang) dan Sungai Pinang Kampung Pasar, Kanagarian Pasar Baru (Kecamatan Koto IX Tarusan) dilanda gelombang pasang setinggi kurang lebih 1,5 meter, Jumat hingga Sabtu (11/5) lalu.
Sejumlah rumah warga di ketiga kawasan pantai itu, mengalami kerusakan cukup parah. Di Pantai Muara Padang Kaciak, satu unit rumah kayu milik Riko (32) dan istrinya Desi (24), amblas akibat terbawa abrasi pantai, Sabtu (11/5) sekitar pukul 05.00 WIB. Hingga Senin (13/5), keluarga ini terpaksa menginap di Tempat Pelelengan Ikan (TPI) Painan.
Keluarga ini diperkirakan menderita kerugian mencapai Rp25 juta.
Sementara Jumat (9/5), gelombang tinggi menghantam Pantai Luhung dengan merusak sedikitnya 12 unit rumah warga yang berada di daerah rawan abrasi. Garis Pantai Luhung yang semula sepanjang 1.100 meter, kini tinggal sekitar 900 meter, akibat dikikis gelombang ombak.
Sedangkan gelombang pasang di kawasan Sungai Pinang Kampung Pasar, Kenagarian Pasar Baru pada Sabtu (11/5), sekitar pukul 19.00 WIB menyebabkan kerusakan di daerah aliran sungai (DAS) Sungai Pinang. Hal ini menyebabkan 480 KK atau sekitar 1.200 jiwa warga yang bermukim di daerah tersebut, rumahnya terancam amblas, karena 950 meter tebing telah digerus ombak setinggi 1,5 meter itu.
Kepala BPBD Pessel, Doni Guzrizal didampingi Budi Anugrah (Kasi Logistik pada Bidang Darurat dan Logisitik) dan Erik (Danton BPBD) mengaku, telah meninjau langsung kondisi abrasi di Kampung Pasar. Di titik itu, ada enam unit rumah rusak akibat terjangan arus Sungai Pinang.
Yakni rumah seukuran 4 x 5 meter, yang didiami Ujang Lenong (50) dengan dua orang anaknya, menderita kerusakan kategori sedang (bagian dapur amblas terkena abrasi). Kemudian, rumah seorang nelayan, Martias (70) yang memiliki 4 orang anak sebagai tanggungan. Rumah seukuran 7 x 5 meter itu, kondisinya tidak bisa dihuni lagi.
Rumah Sudirman (50) yang memiliki 4 orang anak, ukuran 9 x 6 meter dengan kondisi rumah rusak berat (bagian belang rumah ambruk). Mardiar (50), nelayan, 6 orang anak, kondisi rumah kategori rusak berat atau tidak bisa dihuni lagi. Rumah Uyun ( 57), 6 orang anak, ukuran rumah 4 x 5 meter dengan kondisi rumah rusak ringan dan Riky (40), 3 orang anak, ukuran rumah 4 x 5 meter dengan kondisi rumah rusak berat.
“Tidak ada korban jiwa dalam kejadian abrasi kali ini. Nilai kerugian masih dihitung. Sementara, keenam warga yang terkena abrasi, sementara diungsikan ke rumah warga lain,” terang Doni.
Dikatakan Doni, BPBD Pessel sudah menyiapkan beberapa tenda dan dapur umum juga tim SAR yang bersiaga selama 24 jam, untuk mengantisipasi gelombang tinggi susulan.
“Kondisi gelombang laut di daerah ini terus kita pantau. Sehingga, bila ada laporan dari masyarakat, bisa direspon dengan cepat. Potensi bencana lainnya juga terus kita pantau,” ungkap Doni.
Salah seorang warga, Udin (35) berharap, Pemkab Pessel bisa memasang batu pengaman pantai (grip) sebagai pemecah ombak. Sehingga, jika gelombang tinggi datang, daya rusaknya dapat dikurangi karena hempasannya telah lebih dulu dipecah bebatuan yang disusun di sepanjang garis pantai.
Wakil Bupati Pessel Editiawarman kemarin langsung memberikan bantuan berupa sembako seperti beras, mie instan, gula, minyak goreng, sarden dan peralatan dapur lainnya.
Dia mengimbau, warga yang bermukim di sepanjang garis pantai dan bantaran sungai, untuk selalu waspada. “Jika kondisi berbahaya, segera mengungsi ke rumah warga yang aman dan jauh dari pantai. Sehingga, korban jiwa dapat diminimalisir,” terangnya.(cr18/rpg/ade)