BERBEKAL UANG RP1 JUTA, BAWA PAKAIAN SEADANYA

Jeksondromez, Pria Padang Berencana Berjalan Kaki Naik Haj

Nasional | Sabtu, 14 Januari 2012 - 21:43 WIB

LELAKI ini termasuk nekat. Dia berencana berjalan kaki menunaikan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi tahun 2012. Usai salat Jumat (30/12/2011) di Masjid Nurul Anhar Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat, Padang, Sumatera Barat, pria bernama Jeksondromez memulai perjalanan dengan berjalan kaki menuju Pekanbaru.

Perjalanan dari Padang-Pekanbaru, pria berusia 38 tahun ini menghabiskan 13 hari. Ia tiba di Pekanbaru, Rabu (11/1) lalu. Kemudian, pria yang belum menikah ini menelpon temannya satu kampung bernama Darmawan untuk menjemputnya di Simpang Panam. Ia melepaskan penat untuk beberapa hari.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sabtu (14/1) sekitar pukul 14.30 WIB, Darmawan mengajak Jek singgah ke kantor redaksi Riau Pos, sebelum diantarnya ke Simpang Panam. Kebetulan mereka lewat kantor Riau Pos. Karena, kata Darmawan, kisah rencana Jeksondromez ini sangat menarik.

Segala perlengkapan yang dibutuhkan selama perjalanan sudah disiapkannya. Mulai surat keterangan melaksanakan haji ke Mekkah dengan berjalan kaki lintas negara dari Walikota Padang, paspor, peta perjalanan, tenda, dan tas ransel yang berisi pakaian secukupnya, selimut, kain sarung, kamus Arab-Indonesia dan Inggris-Indonesia, vitamin dan obat-obatan alakadarnya. Selain itu, juga membawa sebuah tongkat, dan kakinya hanya beralaskan sandal jepit.

Di samping itu, ia hanya membawa uang Rp1 juta. Uang itu, katanya, didapat dari kumpul hasil kerja serabutan, mulai bangunan, bantu usaha teman, dan sebagainya. "InsyaAllah, Allah mudahkan semuanya. Mengurus surat-surat untuk keperluan perjalanan tidak mengalami kesulitan. Obat-obat, vitamin alakadarnya sesuai syariat. Karena kita hidup ini di dunia ini dengan syariat. Uang sedikit sebagai syariat," kata pria yang mengaku alumni Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Padang ini.

"Yang namanya rezeki kan datangnya dari Allah. Karena kita di dunia, kita penuhi syariatnya dulu. Dari Padang bawa uang sekitar Rp1 juta. Sampai ke sini (Pekanbaru, red) belum habis-habis. Malah bertambah. Karena memang rezeki datang dari Allah," ujarnya lagi.

Kok bisa uangnya bertambah? "Dikasih orang saat berhenti di masjid. Kalau orang bertanya, tentu saya bercerita. Saya mengharap kepada Allah, bukan kepada makhluk. Kalau kita mengharap kepada makhluk, maka makhluk tidak akan sanggup. Maka saya tidak pernah berharap kepada makhluk. Kalau dikasih, baru saya terima. Berarti Allah yang mengetuk pintu hatinya. Tapi kita tidak boleh meminta," katanya.

"Kalau saya berharap kepada makhluk, saya jamin, saya tidak akan sampai. Tapi, kalau saya berharap kepada Allah, insyaAllah, Allah bertanggungjawab akan menyampaikan. InsyaAllah," sambungnya lagi.

Rute perjalanannya dimulai dari Padang menuju Pekanbaru, Dumai menyeberang ke Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, India, Pakistan, Afghanistan, Iran dan berakhir di Arab Saudi/Mekkah. Dalam perjalanan, ia berhenti di masjid atau musala untuk melaksanakan mandi dan juga salat.

"Yang nama jalan kaki itu di darat. Di laut kan tidak bisa jalan kaki," katanya.

Menurut Jek, perjalanan yang akan ditempuhnya sekitar 120 ribu kilometer. Dan perkiraannya, satu hari ia akan berjalan sepanjang 80 km dengan waktu 10 jam. Artinya, dalam 1 jam ia berjalan sepanjang 8 kilometer.

"Saya merasa pulang kampung, tidak ada merasa (perjalanan) seperti ke Arab Saudi. Rasanya dekat," katanya.

"Kata orang-orang tua dulu, enam bulan perjalanan ke Mekah. InsyaAllah, sebelum musim haji sampai di Mekah," ujarnya lagi.

Yang lebih unik, Darmawan ingin mengantarkannya ke Simpang Bingung untuk melanjutkan perjalan ke Dumai. Tapi, Jek tidak mau.

"Karena saya dijemput di simpang Panam, maka star harus dari sana lagi. Kita tidak boleh sambung kendaraan," katanya.

Kenekatannya berjalan kaki ke Mekkah bermula awal Agustus 2011 lalu. Terlintas begitu saja di benaknya. "Ini bukan karena nekat, tapi karena panggilan Allah. Orang awam mungkin mengangap yang saya lakukan ini gila dan tidak masuk akal. Tapi, saya maklum," katanya.

Ia mengaku, pernah jalan kaki dari Jakarta ke Bali dalam rangka dakwah pertemuan jamaah tablig, 2003 lalu. Membutuhkan waktu sekitar 48 hari ia baru sampai ke Bali. Dan 2007 lalu, pernah juga ia jalan kaki dari Padang ke Pekanbaru menghadiri pertemuan jamaah tabligh se-Sumatera yang diadakan di Pasir Putih, Kampar.

"Karena ada pengamalan jalan kaki itu, maka berencana juga jalan kaki ke Arab Saudi," katanya.

Selain itu, dalam keyakinannya, naik haji berjalan kaki mendapatkan fadillah yang lebih tinggi. Satu langkah yang dilangkahkah, Allah akan mengangkat derajat orang itu. Langkah berikutnya menggugurkan dosa, dan langkah berikutnya Allah memberi pahala.

Di samping itu, menurut Jek, ibadah haji tahun 2012 ini merupakan haji akbar. Haji akbar ini tidak tentu. Tanda haji akbar ini, katanya lagi, wukuf di Padang Arafah itu bertepatan dengan hari Jumat.

Ketika ditanya bagaimana nanti seandainya tidak bisa melintas ke negara lain, apalagi kendala bahasa? "InsyaAllah, Allah mudahkan," jawab Jek yang bernama Muhammad Ali. Nama M Ali ini diberi oleh guru mengajinya ketika kecil dulu. Tapi, di ijazahnya tetap bernama Jeksondromez.

Jeksondromez merupakan seorang jamaah tabliq di Padang, berpusat di Masjid Muhammadan Pasa Batipuh. Ia ikut jamaah itu sejak tahun 2000.(dodi putra)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook