KABUT ASAP MAKIN PEKAT

Warga Mengungsi ke Sumbar

Nasional | Jumat, 13 September 2019 - 19:09 WIB

Warga Mengungsi ke Sumbar
Kota Bangkinang masih diselimuti asap tebal. Kondisi ini membuat beberapa masyarakatnya berencana untuk mengungsi ke Sumatera Barat. (HENDRAWAN KARIMAN/RIAUPOS.CO/JPG)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kabut asap pagi ini di Kabupaten Kampar, Riau, semakin tebal. Jarak pandang semakin terbatas, termasuk di dalam Kota Bangkinang yang pada dasarnya jauh dari titik api. Menghadapi kondisi ini, warga mulai menyusun rencana untuk mengungsi ke daerah yang aman dari kabut asap.

Khairuddin Domo, 51, warga Desa Muara Uway, Kecamatan Bangkinang bahkan akan mengungsi ke Sumatera Barat (Sumbar) malam ini. Khairuddin berencana membawa seluruh anggota keluarga yang saat ini masih berada di Kampar.


”Rencananya malam ini kami bertujuh orang langsung akan mengungsi ke Sumbar. Kebetulan ada kularga disana tapi mungkin tak bergantung pada merekalah, yang penting jauh dulu dari asap. Karena begini, menurut orang Dinas Kesehatan asap ini dua tahun yang akan datang baru kelihatan dampaknya. Kalau sekarang sekedar batuk, pusing saja,” sebut Khairuddin seperti dikutip Riau Pos (Jawa Pos Group), Jumat (13/9).

Mengungsi ke Sumbar ini bukan merupakan pengalaman pertama bagi Khairuddin. Sebelumnya pada 2017 dirinya juga sudah pernah mengungsi ke Sumbar, juga karena masalah asap. Dirinya menyebutkan, selain faktor usia dirinya sendiri, dirinya juga khawatir dengan kondisi anak-anak.

”Kalau memungkin udara kami cepat balik, sesuai dengan kondisi lah. Kalau masi seperti ini ya berlanjut. Tapi saya sebagai warga meminta Pemprov punya tanggungjawablah. Kondisi asapkan sudah parah, setidaknya menyediakan armada untuk warga yang mengungsi. Kalau sekarang ini kan biaya masing-masing. Gubri harusnya punya tanggung jawab, tolong bantu kami dapatkan udara bersih,” tutup Khairuddin.

Terpapar ISPA

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan H Asril SKm MKes mengungkapkan, seiring semakin memburuknya kualitas udara akibat masih ditemukannya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dikabupaten Pelalawan, telah berdampak menyebabkan meningkatnya jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kabupaten Pelalawan.

Di mana berdasarkan data melalui sistem informasi survey lands penyakit melalui komputerisasi (Ewarrs) pihak Puskesmas di 12 kecamatan se-Pelalawan periode 1-11 September ini, tercatat sebanyak 671 orang penderita ISPA.

“Sedangkan rinciannya berdasarkan usia seperti anak berumur dibawah 1 tahun sebanyak 33 orang, usia 1 sampai 5 tahun mencapai 137 orang dan masyarakat berumur 5 tahun keatas mencapai 505 orang,” terangnya.

Diungkapkan mantan Kabid P2PL Diskes Pelalawan ini, dengan memburuknya kualitas udara di Negeri Seiya Sekata ini, maka pihaknya telah menginstruksikan seluruh Puskesmas dan bidan desa di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan untuk mendirikan posko kesehatan.

“Dan Insya Allah, siang nanti habis Salat Jumat, kita bersama DLH, BPBD dan Disdik akan menggelar pertemuan untuk membahas langkah penggulangan kabut asap serta penyelamatan korban kabut asap,” katanya.
Dilanjutkannya, beberapa upaya yang akan dilakukan seperti membangun posko cadangan evakuasi korban kabut asap serta pendirian rumah singgah oksigen.

”Untuk itu, kita terus mengimbau agar masyarakat tetap menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan banyak mengkonsumsi air putih. Serta segera datang ke tempat fasilitas kesehatan guna mendapatkan obat yang tepat,” ujarnya.

Pantauan Riau Pos, kabut asap tebal membuat jarak pandang semakin berkurang, sehingga sangat mengganggu penglihatan para pengguna jalan khususnya sepeda motor. Bahkan, sejumlah bangunan tinggi tampak tidak terlihat jelas atau lenyap di telan jerebu seperti bangunan Masjid Agung Ulul Azmi Pangkalan kerinci Kabupaten Pelalawan.(tim riau pos)


Editor: Erizal
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook