Riau Pos Online - Kebakaran hutan dan lahan di Riau saat ini dinilai sudah mengganggu aktivitas warga. Bahkan tidak hanya di wilayah Riau sendiri, asapnya pun membumbung ke provinsi tetangga, termasuk di Kota Kisaran, dan sebagian wilayah Kabupaten Asahan, sejak Minggu (12/8) pagi kemarin.
Kondisi ini, pun dirasakan mengganggu aktivitas masyarakat. Informasinya, kabut asap ini terjadi akibat kebakaran lahan yang terjadi di Riau.
Waluyo, seorang pengendara mobil, kepada METRO (Riau Pos Grup) di kawasan Bukit Libanon, kemarin petang mengatakan, kabut asap tersebut sangat mengganggu perjalanan. Sebab, kabut asap yang diduga berasal dari kebakaran hutan di Riau ini, membuat mata terasa perih. “Pedih kali mata Bang. Jarak pandang terganggu, tapi memang masih aman bawa kendaraan,”katanya.
Hal senada juga dikatakan Wahab (31). Pria yang menetap di Kabupaten Batubara ini, juga ditemui METRO kemarin berada di antara sekumpulan pengguna jalan, yang memilih beristirahat di tepian Jalinsum karena tak tahan dengan tebalnya kabut asap.
Bahkan, Wahab yang kemarin mengendarai sepedamotor, juga mengaku pernafasannya terganggu, meski sudah mengenakan masker dan helm full face. “Sesak nafas kali kena kabut ni,” tukasnya, sembari membasuh wajahnya dengan air mineral yang dibawanya. Sedangkan Tuminah dan Amirin, keduanya warga setempat, kepada METRO di Simpang Sei Bejangkar, mengaku tidak mengetahui secara persis kapan kabut asap tersebut mulai menyelimuti kawasan itu.
Menurut mereka, sehari sebelumnya, kabut asap sama sekali belum ada terlihat. Namun, saat keluar dari rumah sekitar pukul 08.00 WIB, kabut asap terlihat sangat tebal, dan berangsur-angsur berkurang saat hari menjelang siang. “Ini sudah lumayan Bang, tadi pagi, tebal kali ini terlihat,” kata Pasutri ini.
Sementara itu, pantauan METRO, kabut asap terlihat jelas mulai dari kawasan Bukit Libanon, Desa Sidomulyo, hingga ke kawasan Desa Petatal, Kabupaten Batubara. Meski tidak sampai menghentikan aktivitas warga secara total, di sejumlah titik, tebalnya kabut asap menimbulkan kemacetan, karena antrian kendaraan yang berhenti dan mengurangi kecepeannya, untuk menghindarkan terhadinya kecelakaan lalulintas.
Amatan METRO, meski sedikit mengggangu, kabut asap yang menyelimuti wilayah Kabupaten Asahan belum menganggu aktivitas masyarakat secara total. Namun dikhawatirkan, bila kondisi ini terus berkepanjangan akan berdampak pada kesehatan warga, serta keamanan pemudik. Apalagi, dalam beberapa hari ke depan, arus lalulintas diprediksi akan sangat padat.
Sementara menurut sumber Badan Meteorologi dan Geofika (BMKG) Bandara Polonia Medan, melalui surat elektroniknya yang diterima kemarin menjelaskan, terdeteksi 12 titik api yang tersebar di empat Kabupaten di Sumatera Utara, yakni Asahan, Labuhan Batu, Toba Samosir (Tobasa), dan Tapanuli Utara (Taput), serta di Provinsi Riau, dan Aceh, yang menurut BMKG, titik apinya jauh lebih besar.
Adapun ketebalan relative berfluktuasi. Pada Jumat lalu dengan jarak pandang 2.500 hingga 5.000 meter, sedangkan Sabtu pagi hingga sore makin menipis antara 3.000hingga 5.000 meter.(Sus/Ing/ms/rpg)