MEDAN (RP) - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Riau, Aceh dan Sumbar menyiagakan personel di perbatasan untuk mengantisipasi narapidana lari lebih jauh setelah kabur dari Lapas Tanjung Gusta, Medan saat insiden pembakaran terjadi, Kamis (11/7) hingga Jumat (12/7).
Hal ini menyusul status siaga I yang ditetapkan Polda Sumut karena masih ada ratusan narapidana yang belum tertangkap.
Sejak malam lalu, sampai malam ini kita masih siaga dan mengelar razia. Polres bersama Polsek langsung menurunkan personil mengelar razia di beberapa persimpangan di dekat perbatasan Sumatera Utara, ujar Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono MHum dikonfirmasi Riau Pos, Jumat (12/7).
Beberapa titik razia yang diawasi meliputi Persimpangan Baganbatu dan Pasir Putih di Rokan Hilir. Di samping itu, beberapa wilayah perbatasan di Rokan Hulu.
Alih-alih menangkap narapidana yang lari dari Lapas Tanjung Gusta, jajaran Polda Riau malah mendapat tangkapan lain. Sebanyak 20 pendatang ilegal yang menaiki bus angkutan umum dari Sumatera Utara memasuki wilayah perbatasan Riau.
Ada 20 orang asing yang kita amankan. Di antaranya India, Somalia, Banglades, Afghanistan, tutur Kapolda Condro.
Di bagian lain, dari 200-an napi yang diperkirakan kabur, sudah ada 62 napi yang berhasil diringkus hingga Jumat (12/7) malam.
Lapas Tanjung Gusta dihuni 2.600 narapidana dan tahanan yang terdiri dari 1.600 napi Narkoba, 15 tahanan teroris dan selebihnya terpidana kejahatan lainnya.
61 orang yang sudah diamankan, tersebar beberapa Polres, seperti Polres Langkat, Polres Binjai, Polresta Medan dan Polres Pelabuhan Belawan, ungkap Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso, Jumat (12/7) sore.
Dari ratusan yang kabur, napi teroris yang kabur dipastikan sembilan orang. Lima di antaranya telah ditangkap kembali, yakni Anton Sujarwo, Abu Azzam, Muhammad Chair Butong, Beben Khairul Banin dan Gema Awal Ramadan. Gema merupakan terpidana teroris hasil pelatihan di Aceh.
Sedangkan, empat lainnya merupakan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga di Medan pada Agustus 2010.
Saat ditanya berapa total seluruh napi yang berhasil melarikan diri, Heru tidak mengetahui hal itu, pasalnya dirinya belum mendapatkan laporan atas hal tersebut. Belum tahu saya, sebut perwira melati tiga ini.
Untuk mengejar para napi yang melarikan diri, Polda Sumut, sudah menyebar seluruh anggotanya yang berpakaian dinas maupun berpakaian preman. Menurutnya, dengan operasi Patuh Toba 2013 pihaknya optimis meringkus narapidana tersebut.
Sudah kita sebar anggota kita, yang berpakaian dinas maupun preman, ditambah dengan operasi patuh, bisa melihat dan menguntung kita untuk menangkap napi yang kabur, ungkap Syarief.
Mantan Kapolda Maluku ini sudah menginstruksikan seluruh jajaran di masing-masing Polres untuk melakukan razia. Juga Polres yang lain, kita lakukan untuk mengejarnya, sebutnya.
Kapolda Sumut, tidak mengetahui berapa jumlah tahanan yang menghuni Lapas ini. Belum tahu, karena tidak ada data, kalau sudah ketangkap baru diketahui berapa jumlahnya, keterangan dan didata seluruhnya dari anggota, jelasnya.
Untuk terpidana terorisme menjadi pusat perhatian utama. Kita tempatkan anggota, tertutup dan terbuka, di perbatasan, daerah kita, seluruh daerah kita, di daerah Belawan, Langkat dan Binjai. Kalau terbuka akan menjauh, akan kita lakukan pengejaran secara tertutup. Langkat sudah ada diamankan, di daerah yang lain juga, akan berkembang ini semua, setelah kejadian saya hubungi seluruh Kapolres untuk memback-up, jelasnya.
Atas kejadian ini, polisi berpakaian preman maupun berseragam terus melakukan razia, termasuk razia dilakukan pintu masuk atau pintu keluar kota Medan.(gus/ila/hpz)