JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim kemanusiaan ke Turki guna membantu penanganan pascagempa di sana.
Setibanya di Turki, tim akan langsung menjalankan misi di Kota Antakya, Provinsi Hatay.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Dubes RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, Ahad (12/2). Menurutnya, kepastian target wilayah operasi ini diperoleh setelah melakukan koordinasi final dengan pimpinan Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD). ''Ini sebuah kepercayaan,'' ujarnya.
Iqbal sendiri saat ini tengah berkantor sementara di Adana, salah satu kota yang terdampak gempa bumi di Turki. Ia boyongan sejak Sabtu (11/2), usai ditugaskan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi via saluran telepon pada Jumat (10/2). Ada dua tugas utama pindah kantor ini. Pertama, untuk mengkoordinasikan rencana kedatangan 4 pesawat kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia. Kedua, melanjutkan upaya perlindungan bagi WNI yang masih berada di wilayah terdampak gempa.
Sejak hari pertama gempa, tim KBRI Ankara pun sudah berada di 4 daerah paling terdampak. Di mana, saat itu, belum ada satupun perwakilan asing yang ke daerah-daerah tersebut. ''Selain mengevakuasi WNI, kami juga membuat penilaian di lapangan untuk mengidentifikasi daerah yang paling terdampak dan akan menjadi target misi kemanusiaan Indonesia,'' jelasnya.
Menurutnya, Antakya merupakan kota tua dan paling padat penduduknya di wilayah Tenggara Turki. Kota yang memiliki penduduk sekitar 1,6 juta sebelum gempa ini, mengalami kerusakan paling parah. Karena kepadatan penduduknya, diyakini bahwa korban meninggal dan luka berat paling banyak di kota dagang dan kota pelabuhan ini.
Lebih lanjut Iqbal menjelaskan, di tahap awal Misi Kemanusiaan Indonesia akan mendirikan 10 tenda komando yang akan digunakan oleh AFAD maupun Tim Indonesia di Antakya. Kemudian, didirikan pula 25 tenda keluarga dan rumah sakit lapangan. Kebijakan ini sesuai hasil koordinasi BNPB dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan KBRI Ankara sebelumnya.
Misi kemanusiaan ini direncanakan tiba di Turki dalam tiga gelombang. Gelombang pertama, yang terdiri dari dua pesawat militer B737-500 dan Hercules C-130 telah tiba, Ahad (12/2). Tim mengangkut 47 orang Tim Medium Urban SAR dari INASAR (BASARNAS) serta peralatan pendukungnya.
Kemudian, gelombang kedua dijadwalkan tiba 14 Februari 2023. Tim yang terdiri 110 personel medis kedaruratan (Emergency Medical Team), yang dikoordinasikan Kementerian Kesehatan dan terdiri dari berbagai unsur termasuk tim dari Kesehatan TNI, Polri dan Muhammadiyah. Selain membawa tenaga medis, rombongan yang diterbangkan dengan pesawat Airbus A330-300 milik Garuda Indonesia juga membawa bantuan kemanusiaan seberat 35 ton yang dikoordinasikan BNPB, sesuai permintaan pihak Turki. Antara lain 200 genset, rumah sakit lapangan, tenda pengungsi, selimut, hingga obat-obatan.
Sementara itu, rombongan ketiga diperkirakan akan tiba pada tanggal 19 Februari 2023 menggunakan pesawat Airbus A330-300 milik maskapai Garuda Indonesia. Tim akan mengangkut kargo bantuan logistic kemanusiaan seberat 35 ton.
''Sesuai arahan pihak Turki, Adana akan menjadi titik debarkasi seluruh penerbangan Misi Bantuan Kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia'', terang Dubes Iqbal. Sebab, dari wilayah terdampak gempa, bandara di Adana jadi bandara yang masih berfungsi. Dari Adana, misi kemanusiaan Indonesia akan bergerak ke Provinsi Hatay, daerah paling terdampak oleh gempa.
Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya menambahkan, dalam misi kemanusiaan ini, Kementerian Kesehatan mengirimkan 65 tenaga medis ''Tim medis ini akan diberangkatkan Senin (hari ini, red), dalam satu kloter dengan pesawat khusus,'' kata Sumarjaya.
Tenaga medis yang dikirim terdiri dari dokter spesialis, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan. Dokter spesialis sendiri terdiri dari spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiater.
Sementara untuk tenaga kesehatan ada dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi, dan kesehatan lingkungan. Nantinya, tim kesehatan dari Kemenkes akan bergantung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT). Dengan demikian total tenaga medis yang akan diberangkatkan ke Turki dan Suriah sebanyak 104 orang.
Sumarjaya menekankan bahwa dalam misi kemanusiaan ini, Kementerian Kesehatan mengutamakan pada penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan tepat kepada korban terdampak gempa. Dengan pertimbangan itu, pemerintah Indonesia akan mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2. Maksudnya, peralatan dan layanan kesehatan yang disediakan tergolong lengkap serta dapat melakukan tindakan operasi khusus di lapangan.
''Rumah sakit lapangan EMT tipe 2 memiliki kapasitas cukup besar. Diantaranya mampu melayani pasien rawat jalan sebanyak 100-150 orang per hari, rawat inap sepuluh pasien per hari, bedah minor sepuluh pasien per hari, bedah mayor dua pasien per hari, dan mobile mampu melayani 50 pasien per hari,'' katanya.
Di samping tim medis, pada tahap awal ini, Kementerian Kesehatan juga akan mengirimkan 2,5 ton logistik kesehatan terdiri dari logistik nonmedis, perangkat medis, obat-obatan, dan Bantuan Medis Habis Pakai (BMHP). Terkait dengan persiapan tim, Sumarjaya menyebutkan bahwa tenaga kesehatan diminta untuk mempelajari situasi dan kondisi disana. Sebab, suhu di Turki dan Suriah saat ini suhunya mencapai -7 derajat celcius. ''Personal kit sudah kita siapkan. Untuk logistik personal kita akan dibantu oleh teman-teman BNPB,'' terangnya.
Sabtu (11/2) lalu sudah ada tim pendahulu yang dikirim. Tim pendahulu yang dikirim adalah Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) menggunakan pesawat Hercules C-130 dan Boeing-737. Total personil yang diberangkatkan sebanyak 65 orang terdiri dari 47 orang dari Basarnas dan 15 orang dari BNPB.
Tim tersebut rencananya akan ditempatkan ke wilayah paling parah terdampak gempa yakni Gaziantep, Diyarbak?, Kahramanmara?, dan Hatay, dan akan bertugas selama satu bulan untuk membantu penanganan pasca gempa. Tim MUSAR merupakan prioritas pemerintah mengingat pentingnya pencarian dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan dan selama ini masih dicari pasca gempa.(mia/lyn/jpg)