JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Guna mengantisipasi dampak wabah virus corona terhadap perekonomian Indonesia, pemerintah berencana untuk menggeber belanja pada kuartal pertama tahun ini. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyebutkan, dampak wabah virus corona tak bisa dianggap sepele.
Jika dibiarkan, maka akan semakin memberatkan pecapaian target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen. Apalagi hingga saat ini antivirus dan vaksin dari Coronavirus tak kunjung ditemukan.
"Kita akan mendorong front loading, kalau bisa belanja besar-besaran di Q1 (kuartal-I), jadi digenjot lebih awal," tutur Susiwijono di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (12/2).
Dengan adanya wabah virus corona, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat hingga 2 persen. Sebab, negara asal virus ini menyebar, yakni Cina, merupakan mitra dagang terbesar bagi hampir seluruh negara di dunia.
"Kalau hitung-hitungan konsensus kemarin, pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Cina pengaruhnya bisa-bisa kena 1 sampai 2 persen ke pertumbuhan ekonomi global," tambahnya.
Belanja yang akan digenjot adalah yang sifatnya konsumtif. Selain itu juga ada bantuan sosial (bansos), dana desa, dan bantuan operasional sekolah atau BOS.
“Sektor apa saja, pertama bansos kita gelontorkan karena akan mendorong konsumsi di masyarakat kecil, karena konsumsi itu share ke PDB 56 persen,” katanya.
Perubahan mekanisme penyaluran dana desa juga akan dilakukan, dan diharapkan mendorong konsumsi masyarakat. Begitu juga dengan dana BOS yang akan dicairkan hingga 70 persen pada delapan bulan pertama 2020.
“Kami akan dorong itu semua dan termasuk belanja modal, kami akan dorong juga,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal