JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sejak kemarin akun Twitter Bjorka di-suspend atau ditangguhkan. Sebelum ditangguhkan, Bjorka sempat menulis posting-an. Isinya soal potensi penangguhan akun miliknya karena telah meretas dokumen pemerintah Indonesia. Tak berselang lama, akhirnya akun Twitter milik Bjorka benar-benar ditangguhkan.
Namun, Bjorka belum kehilangan media untuk kampanye peretasannya. Dia menggunakan akun channel Telegram. Hingga pukul 21.50 tadi malam, total anggota channel-nya lebih dari 21 ribu orang.
Dalam posting-annya tadi malam, Bjorka mengumumkan bahwa akun Twitter dan channel Telegram-nya telah di-shutdown oleh pemerintah Indonesia.
Padahal, akun Telegram miliknya yang pertama sudah memiliki 53 ribu lebih anggota. Di channel Telegram-nya, Bjorka membagikan data-data pribadi milik pejabat pemerintah. Antara lain, data Menkominfo Johnny Gerard Plate, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan. Ada juga data pribadi milik Ketua DPR Puan Maharani.
Dalam aksinya, Bjorka menjual hasil peretasan di website breached.to secara online. Harga dokumen hasil peretasannya dia jual cukup murah. Hanya 8 coin credits. Di website breached.to, pengguna bisa membeli 30 coin credits seharga 8 euro atau sekitar Rp 120 ribu.
Namun, pembelian coin credits tersebut tidak melayani skema transfer atau pembayaran kartu kredit. Pembelian coin credits hanya bisa dilakukan dengan menukar koin kripto. Total ada sembilan jenis koin kripto yang bisa digunakan untuk membeli coin credits. Yaitu, bitcoin, monero, bitcoin cash, litecoin, etherium, dogecoin, solana, dai, dan USD coin (USDC).
Hasil peretasan pertama yang dijual Bjorka adalah basis data Komisi Pemilihan Umum (KPU). Data hasil peretasan itu dia jual USD 5.000 atau sekitar Rp 74 juta. Ukuran file-nya mencapai 20 GB sebelum dikompres atau 4 GB setelah dikompres.
Data berikutnya yang dijual Bjorka adalah registrasi SIM card. Dia menjualnya dengan harga USD 50.000 atau sekitar Rp 740 juta. Dia hanya bersedia menerima pembayaran dengan koin kripto bitcoin dan etherium. Ukuran file-nya 87 GB sebelum dikompres atau 18 GB setelah dikompres. Bjorka juga menjual data pelanggan Tokopedia seharga 8 coin credits dan data pelanggan IndiHome juga seharga 8 coin credits.
Jawa Pos berupaya menghubungi Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan soal perkembangan peretasan Bjorka tersebut. Tetapi, hingga tadi malam tidak direspons.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman