Ribuan Hektare Sawah Terancam Puso

Nasional | Kamis, 12 September 2013 - 09:05 WIB

ACEH (RP) -   Sekitar 2.000 hektare sawah milik petani di Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, dalam beberapa tahun terakhir ini telantar.

Kondisi itu, disebabkan, belum berfungsinya saluran irigasi. Akibatnya, membuat petani setempat merugi dan tidak bisa bercocok tanam pada musim tanam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tentunya, kondisi tanah areal sawah terancam puso jika pemerintah tidak selesai membangun Waduk Lhok Gajah, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara. Areal sawah petani itu berada di Kemukiman Keude Krueng, Blang Ara dan Kemukiman Beureughang.  

“Semua areal sawah di tiga kemukiman itu sudah kekeringan dalam beberapa tahun terakhir ini. Sumber air irigasi tidak ada, sehingga petani tidak bisa bercocok tanam layaknya petani lain di Aceh Utara,” terang Iskandar (50) seorang petani di Kuta Makmur, kepada RPG, Selasa (11/9).

Kondisi itu sebutnya, sudah berlangsung lama tapi sepertinya Pemkab Aceh Utara bersama DPRK kurang peduli terhadap nasib para petani.

Apalagi, kebanyakan petani di Kuta Makmur, hanya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. ”Perlu diketahui sebenarnya areal sawah di Kuta Makmur itu sangat produktif, tapi karena air irigasi tidak ada, maka petani hanya pasra terhadap kondisi tersebut,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan petani lainnya. Menurut M. Yusuf, solusi yang harus ditempuh oleh Pemkab Aceh Utara, yakni dengan segera membangun waduk Lhok Gajah.

Tentunya, jika Pemkab dan DPRK peduli terhadap rakyat petani, maka sarana dan prasaran petani perlu dilengkapi. Seperti salah satunya, harus ditangani masalah air irigasi supaya petani bisa bercocok tanam.   

Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Aceh Utara, Muktar, saat dikonfirmasi terkait kondisi ribuan areal sawah di Kuta Makmur, terbengkalai, belum berhasil dihubungi.

Pantauan RPG, areal sawah itu sudah mulai ditumbuhi rumput-rumput dan semak-semak belukar. Padahal, dulunya areal sawah petani tersebut sangat produktif untuk bercocok tanam. Tentunya, Pemkab Aceh Utara, jangan hanya berdiam diri tanpa memikirkan nasib petani di Kuta Makmur.(rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook