MEDAN (RP) - Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta Medan mencekam.
Hingga pukul 23.10 WIB malam tadi, Lapas yang dihuni 2.594 narapidana (termasuk 15 orang narapidana teroris) dan 6 tahanan, masih dikuasai narapidana dan diselumuti kobaran api dan asap tebal.
Lapas diduga dibakar narapidana sebab pada Kamis (11/7) sekitar pukul 18.00 WIB, sempat terjadi aksi protes karena air dan listrik mati sejak pagi.
Dari peristiwa tersebut sekitar 200-an narapidana melarikan diri. Aparat gabungan Polda Sumut dan TNI dengan jumlah sekitar 500-an personel, masih tertahan di luar Lapas.
Narapidana yang membakar Lapas menghalangi personel polisi untuk masuk ke dalam Lapas. Fasilitas Lapas yang dibakar seperti ruang pertemuan, kantor dan beberapa ruangan lainnya. Setidaknya terdengar lima kali ledakan besar dari dalam Lapas.
Informasi yang dirangukm RPG, listrik dan air mati setelah sahur sekitar pukul 05.00 WIB hingga sore hari. Tak terima dengan hal itu, narapidana dan tahanan mengamuk.
Mereka sempat berdemo dan memprotes matinya listrik sekitar pukul 18.00 WIB. Namun aksi itu berujung anarkis.
Ribuan tahanan yang masih bertahan di dalam Lapas, mulai melakukan pengrusakan. Mereka membakar seluruh fasilitas di dalam Lapas dan memecahkan kaca gedung.
Petugas kepolisian langsung dikerahkan. Namun jumlah tahanan lebih besar dari kepolisian. Mereka melempari petugas saat mencoba masuk ke dalam.
Situasi mulai tak terkendali. Narapidana menguasai Gedung Lapas Tanjung Gusta Medan. Mereka menjerit dan terus melempari keluar pagar pembatas.
Pantauan RPG di lokasi kejadian, setidaknya 10 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Mereka menyemprotkan air ke dalam Lapas. Usaha itu gagal, api terus membara.
Warga di sekitar lokasi kejadian, mencoba masuk dan melihat kejadian itu. Akses masuk menuju lokasi tahanan itu ditutup.
‘’Tidak bisa masuk, tahanan kabur, kami tidak bisa menjamin keselamatan. Ada sekitar dua ratusan orang yang kabur. Kita pun nggak pasti. Mereka ada yang mencoba kabur ke tanah garapan,’’ ujar petugas kepolisian.
Tahanan mencoba mengalihkan perhatian kepolisian yang berjaga-jaga di depan. Mereka terus melakukan serangan dari dalam Lapas. Tampak ratusan napi mencoba kabur melalui pagar belakang Lapas.
Ratusan kepolisian bersenjata lengkap mengejar dan menembak ke arah tahanan itu. Karena terdesak, tahanan yang mencoba kabur tadi, kembali masuk ke dalam.
Sekitar pukul 20.50 WIB, ledakan besar terjadi persis di dekat pintu masuk gerbang utama dekat tiang listrik. Diduga ledakan itu berasal dari tabung gas yang digunakan tahanan sebagai senjata.
Narapidana terus melakukan pembakaran. Petugas kepolisian dan TNI mencoba masuk, namun upaya itu tidak berhasil. Sebab seluruh tahanan melakukan perlawanan. Mereka melempari dari dalam Lapas dengan batu-batu dan bom molotov.
‘’Yang bukan petugas keluar sekarang. Kami tidak tanggung jawab kalau ada apa-apa dengan kalian. Keluar aja, baik wartawan atau warga keluar semua. Sepertinya tahanan mau menjebol pagar depan ini. Kita kan nggak tau mereka buat persiapan apa di dalam. Ini tinggal nunggu jebolnya aja pagar ini. Tabung gas semua sudah mereka kuasai,’’ tegas petugas kepolisian lainnya yang bernama Marpaung.
Rita, pegawai Lapas menyatakan, ada sekitar 200 napi yang telah kabur dari tahanan akibat kerusuhan yang berakhir dengan terbakarnya gedung Lapas.
‘’Namun kita tidak tahu persis jumlahnya yang kabur, akan tetapi diperkirakan 200-an napi yang telah kabur akibat kebakaran tersebut,’’ ujarnya.
Rita juga mengakui tidak tahu persis awal mulanya kejadian tersebut. Akan tetapi bermula dikarenakan padamnya listrik sejak subuh hingga sore hari membuat para tahanan kesal.
‘’Kalau padam listrik memang air tidak bisa hidup karena menggunakan mesin pompa.
Tapi hal ini telah kita beritahu pihak PLN, akan tetapi hingga sore gardu depan tidak juga selesai diperbaiki,’’ urainya.
‘’Saat ini ada sekitar 15 orang pegawai Lapas di dalam, namun tidak tahu kondisinya karena berulang kali dihubungi tidak dijawab,’’ tambah Rita.
Kapolda Sumut Irjen Syarif Gunawan mengenakan kemeja hitam yang baru tiba di lokasi langsung menemui Kapolresta Medan Nico Afinta dan Kakanwil Kemenkumham Budi Sulaksana yang memakai kaos putih persis di dekat pagar depan taman Lapas. Mereka terlibat pembicaraan dengan dikelilingi beberapa personel.
‘’Sekarang yang bisa dihubungi dari dalam siapa? Sekarang anak-anak dikumpulin,’’ ujar Kapolda Sumut. Kapolresta yang mengenakan seragam dinas lengkap langsung menjelaskan kondisi di dalam Lapas.
‘’Sementara kita tidak masuk dulu pak, koordinasi dengan Pak Budi (Kakanwil Kemenkumham) juga. Menjaga supaya mereka nggak lari gitu pak. Kita bisa masuk pakai tali atau nggak pakai tangga Pak,’’ ujarnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Irjen Syarif Gunawan meminta personel menguasai seluruh pos penjagaan yang terletak di masing-masing sudut di dalam Lapas.
‘’Kalau bisa izin anggota yang tahu. Kita menguasai pos penjagaan dari atas. Tapi kita nggak bisa masuk. Petugas naik ke kiri dan kanan pos itu. Brimob dibagi ke kanan kiri. Coba minta petugas Lapas yang ada untuk mengantar menempati pos. Jangan lupa logistik diatur,’’ jelasnya.
Kapolresta Medan tampak menghubungi seseorang melalui selulernya. Dia kembali terlibat pembicaraan dengan Kapolda Sumut.
‘’Kita bisa masuk dengan menggunakan tali atau tangga. Nanti tangga yang dibawah bisa ditutup supaya dia nggak naik ke atas. Kalau bisa masuk, kita coba masuk,’’ bebernya.
Sementara isu adanya korban tewas dari pihak aparat, Wakil Menteri Hukum dan HAM (menkum HAM) Denny Indrayana belum bisa memastikan. Namun ia mengakui ada korban luka.
‘’Saat ini kami konsentrasi dengan aparat untuk mengamankan kondisi lapangan. Soal korban akan kami cek terus-menerus. Saya berkonfirmasi dengan Kepala Kanwil (Kemenkum HAM Sumut, red), memang ada kepala keamanan yang terluka, namun mudah-mudahan belum ada korban jiwa,’’ ujarnya saat siaran live di tvone sekilat pukul 23.20 WIB malam tadi.
Soal kapasitas Lapas sendiri, Deny mengakui telah over kapasitas mencapai 247 persen. Saat ini Lapas tersebut dihuni 2.600 warga binaan yang terdiri dari 2.594 narapidana dan 6 tahanan.
Terkait pemicu kerusuhan, Denny juga mengungkapkan, informasi awal bemula dari listrik padam.
‘’Informasi awal yang kami terima, berawal dari matinya aliran listrik ke daerah Tanjung Gusta termasuk ke Lapas,’’ ujarnya.
Warga yang tinggal di sekitar Lapas mengaku kalau para penghuni Lapas yang melarikan diri itu, sebagian mengenakan celana dalam saja. Jumlah mereka sekitar ratusan orang. Setelah berhasil menerobos gerbang depan.
Narapidana Kabur Diburu
Kepolisian Sektor (Polsek) Hamparan Perak, berhasil meringkus 22 orang narapidana seorang di antaranya napi kasus terorisme.
‘’Sampai malam ini (malam tadi, red) kami telah berhasil menangkap 22 orang napi yang kabur, 1 di antaranya napi kasus teroris berinisial, Rez. Saat ini napi yang kita amankan sementara itu masih dalam proses pemeriksaan untuk didata,’’ kata, AKP Irsol, Waka Polsek Hamparan perak saat dikonfirmasi RPG.
‘’Mereka ditangkap dari lokasi berbeda, ada tiga di antaranya sedang menumpangi becak bermotor (betor), sedangkan yang lainnya dari informasi masyarakat ditangkap di perkebunan.
Saat ini personil menyebar termasuk daerah pinggiran sungai,’’ terangnya.
Sementara sebagian besar napi yang belum berhasil ditangkap masih dalam pengejaran aparat berwajib.
Hingga malam tadi, polisi masih melakukan penyisiran baik di areal perkebunan maupun di kawasan pinggiran pantai guna menangkap para napi yang melarikan diri.(rul/far/rpg/hpz)