JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pembentukan holding rumah sakit BUMN ditarget rampung pada Desember 2020. Strategi itu berpotensi menguntungkan serta mampu berdaya saing dan market share rumah sakit BUMN dalam berkompetisi dengan rumah sakit swasta.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, sejalan dengan pembentukan holding, seluruh rumah sakit yang dimiliki perusahaan pelat merah akan memulai proses integrasi bisnis. Proses itu dimulai dengan konsolidasi rumah sakit milik Pertamina dan Pelni. Tahap pertama tersebut ditargetkan rampung pada Juni 2020. Kemudian, dilanjutkan konsolidasi dengan rumah sakit lainnya.
"Habis itu, baru PTPN, Pelindo, dan lain-lain," ujar Erick di Jakarta, Senin (10/2).
Erick mengungkapkan bahwa saat ini total pendapatan seluruh rumah sakit BUMN Rp5,6 triliun untuk periode yang berakhir pada 2018. Dengan adanya konsolidasi, seluruh perusahaan BUMN tersebut diproyeksikan bisa menghasilkan pendapatan Rp8 triliun hingga Rp10 triliun.
Nanti pengelolaan puluhan rumah sakit itu tidak lagi melalui induk BUMN, melainkan perusahaan atau rumah sakit yang menjadi leading. Sinergi tersebut ke depan menjadi holding yang dikelola Pertamina Bina Medika atau Pertamedika Indonesia Healthcare Corporation (IHC).
"Yang terpenting dari penggabungan rumah sakit-rumah sakit BUMN adalah menjadi market leader," ujarnya.
Kementerian BUMN mengharapkan integrasi tersebut bisa menciptakan rumah sakit dengan kapasitas besar serta standar yang tinggi sehingga dapat menyaingi swasta. Sebab, saat ini diketahui bahwa banyak orang Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri daripada dalam negeri.
"Tapi, enggak bisa juga paksa berobat di dalam kalau kita enggak punya standar yang tinggi. Itulah kenapa dikonsolidasikan dan harus bisa menyaingi swasta secara bisnis," katanya.
Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika-IHC (Pertamedika) Fathema Djan Rachmat mengatakan, tiga tahapan konsolidasi yang dimaksud akan menggabungkan 63 rumah sakit lainnya milik 15 BUMN ke dalam Pertamedika. Nanti Pertamedika menjadi holding dari seluruh rumah sakit.
"Fase pertama IHC integrasi dengan Pelni. IHC bangun fondasi yang lebih kuat dengan ditambahnya 1.250 tempat tidur dan 590 tempat tidur milik Pelni," tuturnya.
Tahap kedua akan lebih luas. Yakni, mengintegrasikan dua rumah sakit tersebut dengan lima rumah sakit milik BUMN lainnya. Tahap ketiga adalah mengintegrasikan seluruh rumah sakit yang belum masuk konsolidasi dengan total jumlah tempat tidur dari 64 rumah sakit itu menjadi 6.500.
Fathema juga memaparkan, untuk sinergi 64 RS, ada 940 dokter umum, 1.473 dokter spesialis, dan 159 dokter subspesialis. Lalu, juga terdapat 126 ruang operasi dengan penanganan 298 operasi jantung, 572 mesin hemodialisis, 2 mesin radioterapi, 5 mesin MRI, dan 20 mesin CT scan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi