JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Fenomena el nino masih menguat di tahun ini. Satelit pun mendeteksi adanya beberapa hotspot bermunculan di beberapa daerah. Antisipasi dini perlu dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar tak lagi kecolongan, khusunsnya di bulan Maret dan April
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono R Prabowo menyebutkan bahwa pada bulan Maret-April kondisinya akan netral.”Tapi ini kan setelah el nino, dampaknya malah terasa di transisi ini,” imbuh Prabowo saat diskusi el nino di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Senin (11/1/2016).
Sehingga, masa transisi ini dinilai harus menjadi perhatian bagi KLHK dalam persiapan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Khususnya, lima provinsi pada tahun lalu yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Sejak awal tahun ini, KLHK pun mendeteksi hotspot di beberapa wilayah. Di antaranya, Kalimantan Timur 2 titik, Riau 1 titik, Kepulauan Riau 2 titik, Sumatera Selatan 1 titik, Sumatera Utara 1 titik, Sulawesi Selatan 6 titik, Maluku 1 titik dan Papua 8 titik.
Meski demikian, el nino tahun ini tidak lebih parah dari sebelumnya pada tahun 2015. "Potensi kemudahan terjadinya kebakaran di tiap daerah adalah jumlah hari tidak hujan. Namun kondisi jumlah harinya pun berbeda-beda. Kalau 5 hari tidak hujan berturut-turut berarti perlu waspada," kata Prabowo.(lus)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga