JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ekonomi digital diyakini memiliki potensi yang amat besar. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, sektor itu merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi RI.
Menkeu mencatat, nilai ekonomi industri digital pada tahun lalu mencapai 70 miliar dolar AS. Jumlah itu diperkirakan meningkat hingga 145 miliar dolar AS pada 2025. "Ekonomi digital tentu tidak hanya identik dengan perusahaan rintisan dan e-commerce, namun juga mencakup berbagai entitas yang sebelumnya sudah well-established dengan cara kerja konvensional dan sekarang beralih ke digital," ujarnya pada pembukaan Profesi Keuangan Expo 2022 di Jakarta, Senin (10/10).
Untuk menghadapi perubahan digital itu, Ani, sapaan Sri Mulyani, menjelaskan bahwa Kemenkeu melakukan penyesuaian dengan mengembangkan platform. Tujuannya, mengintegrasikan seluruh proses bisnis, mulai dari tata persuratan, administrasi kantor, pelayanan kepada pihak eksternal, hingga pengelolaan anggaran. "Kita juga terus memperbaiki dengan membuat berbagai terobosan, termasuk di dalamnya penggunaan teknologi digital yang dapat menghemat anggaran secara signifikan," tuturnya.
Selain mendukung kemajuan ekonomi digital, Ani juga mengingatkan pentingnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Telah dicanangkan 17 sustainable development goals (SDG) dalam pertemuan PBB pada 2015 sebagai perwujudan dari komitmen banyak negara, yang secara ringkas terbagi menjadi tiga pilar.
"Pilar pertama adalah pilar sosial, yang kedua pilar lingkungan, dan yang ketiga pilar ekonomi. SDG ini adalah penyempurnaan dari millennium development goals yang digagas pada tahun 2000," ujarnya.(dee/c6/dio/jpg)