Suku Bunga BI Naik Tidak Pengaruhi KPR

Nasional | Selasa, 11 Oktober 2022 - 11:38 WIB

Suku Bunga BI Naik Tidak Pengaruhi KPR
BANK INDONESIA (JPG)

JAKARAT (RIAUPOS.CO) - Perbankan terus menggenjot penyaluran kredit meski, dibayangi kenaikan BI Rate. Mereka pun masih memberikan penawaran suku bunga yang kompetitif.  Misalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang memberikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) mulai dari 2,4 persen fixed 1 tahun.

"Sejalan dengan HUT Bank Mandiri ke-24, berbagai promo lainnya diberikan. Baik KPR, maupun kredit kendaraan bermotor (KKB), melalui Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri Utama Finance (MUF)," papar Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto, Senin (10/10).


Aqua berharap, insiatif itu dapat menggenjot kontribusi segmen konsumer dalam pengembangan bisnis perseroan. Selain itu, menjadi momentum untuk aktivasi dan akuisisi nasabah baru. Terutama dari segmen milenial.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha  menambahkan bahwa bisnis KPR masih tumbuh hingga akhir tahun. Per Agustus 2022, KPR perseroan tumbuh 8 persen. Sedangkan, data Bank Indonesia (BI) mencatat  kenaikan kredit rumah sebesar 7,4 persen secara tahunan menjadi Rp614,7 triliun per Agustus 2022.

Meskipun demikian, dia mengakui jika kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak terhadap harga bahan bangunan. Imbasnya, tentu menurunkan daya beli masyarakat. Begitu pula, kenaikan suku bunga acuan BI7DRR di Agustus dan September 2022 juga akan memberikan efek risiko kenaikan suku bunga KPR.

Saat ini suku bunga dasar kredit (SBDK) KPR Bank Mandiri berada di level 7,25 persen. "Namun, kami akan tetap memberikan penawaran yang kompetitif agar dapat tetap tumbuh secara prudent,"  tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Subsidized Mortgage Divison PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Mochamad Yut Penta optimistis pertumbuhan KPR akan tetap tinggi tahun depan. Seiring permintaan masyarakat akan hunian yang semakin meningkat. Proyeksinya mencapai 13,5 persen.

Dari sisi supply, sektor real estat bakal tumbuh sebesar 9 persen pada 2023. Proyeksi tersebut sudah memperhitungkan tekanan akibat ketidakpastian global. Sejalan dengan asumsi makro yang sudah dibuat Bank BTN.

Yut memperkirakan, pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai 5,47 persen.Sedangkan, inflasinya diperkirakan 2,94 persen.”Suku bunga acuan BI kami perkirakan akan naik kembali minimal 25 bps menjadi 4,5 persen hingga akhir 2022,” ungkapnya.(han/dio/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook