Tidak Ada WNI Terdampak Gempa Maroko

Nasional | Senin, 11 September 2023 - 09:12 WIB

Tidak Ada WNI Terdampak Gempa Maroko
Relawan menemukan jenazah dari puing-puing rumah yang runtuh, Ahad (10/9/2023). (FADEL SENNA/AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) pukul 23.14 waktu setempat. Hingga Ahad (10/9)  tak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban. WNI yang tinggal di Maroko diketahui sejumlah 500 orang.

Muhammad Ahsan Khowaariq adalah salah satu WNI yang tinggaldi Maroko. Tepatnya di Casablanka atau 250 km dari pusat gempa. Ahad (10/9) dia menceritakan pengalamannya.


Meski jaraknya cukup jauh, dia dan tiga orang temannya yang juga WNI merasakan getaran gempa tersebut. “Awal mula terdengar kayak suara gemuruh dari pelan semakin keras dan bumi bergetar, dari samping terdengar suara teman “Ini gempa ta? Ini gempa ta?,” ucapnya.

Dia pun panik dan langsung menyelamatkan diri. Saat itu sepi karena sedang liburan musim panas. Di asramanya tinggal mahasiswa Indonesia dan mahasiswa dari Afrika serta penjaga asrama. “Setelah di bawah sudah tidak merasakan gempa lagi kira-kira waktu gempa antara 50 detik sampai 1 menit,” ucapnya.

Setelah tenang, dia mencoba membuka WhatsApp dan banyak temannya yang membuat story WhatsApp tentang gempa. Dari ponselnya juga dia ketahui kalau kejadian yang dialami malam itu merupakan gempa dengan kekuatan magnitudo 6,8.

“Kondisi daerah yang saya tempati yaitu Casablanca, Alhamdulillah tidak ada kerusakan tapi ada di data oleh Kementerian Dalam Negeri Maroko, tiga orang yang meninggal dari daerah Casablanka,” kata pria dari Pati, Jawa Tengah itu.

Menurut data dari pemerintah setempat, hingga kemarin ada 2000-an orang meninggal. Pria 24 tahun itu juga sempat menghubungi teman-temannya sesama WNI yang tinggal di Marakes. Kondisi mereka baik-baik saja. Teman lainnya yang tinggal di Tankart juga tidak terdampak.  “Untuk keluarga di rumah doakan kami semua tetap baik-baik saja semoga tidak ada gempa susulan,” katanya.

WNI lainnya, Wafal Hana kemarin juga menceritakan pengalamannya. Perempuan 22 tahun di hari kejadian sedang berada di sebuah kafe di Kota Rabat bersama dua orang temannya.  Goyangan gempa membuat ketiganya bingung. Malah ada yang mengira bahwa goyangan itu karena kursinya dimainkan oleh teman yang lain.  

“Awalnya saya juga mengira bahwa goyangan di kursi kami terjadi karena ada orang Maroko yang iseng menggoyang-goyangkan kursi kami. Karena kebetulan kafenya berada di pinggir jalan, terlihat jalanan di bawah sudah ramai dan datang ambulan dan beberapa polisi,” kenangnya.

Dia mengingat guncangan gempa itu sekitar 5 menit.  Pasca kejadian itu, ketiganya tidak langsung kembali ke daerah masing-masing. Perempuan dari Brebes itu memilih untuk tetap di luar rumah. Mereka bergabung dengan warga Maroko yang duduk di taman. “Karena di grup chat pelajar di Kota Fes ada imbauan untuk menunggu 2 jam dengan tidak masuk ke dalam rumah dahulu setelah gempa,” ucapnya.

Di Kota Rabat sendiri tidak ada pengungsi. Sebab jauh dari pusat gempa.  “Untuk tawaran bantuan dari Indonesia sudah ada beberapa, namun dari pemerintah Maroko belum mengizinkan bantuan masuk dari pihak luar,” ungkapnya.  Dia berharap adanya tambahan beasiswa karena khawatir dampak gempa merambah pada ekonomi.  

Dubes LBBP RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania Hasrul Azwar menyebutkan pusat gempa berpusat di daera pegunungan High Atlas atau 400 km dari Ibu Kota Rabat. Menurut Kementerian Dalam Negeri Maroko, wilayah yang terdampak oaling besar dengan korban jiwa signifikan berad di Provinsi Al Houz, Marrakesh, Ourzazate, Azizal, Chichaoua, dan Taroudant. “Bagi WNI yang tinggal atau sedang berkunjung ke Maroko agar selalu waspada,” ucapnya. KBRI Rabat pun terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak berwenang.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi magnitudo 6,9 yang terjadi di Marrakesh, Maroko merupakan jenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif di zona Pegunungan Atlas, Maroko. Morfologi jalur pegunungan ini berarah barat daya - timur laut dari Agadir hingga Ait Ahmadou Haddou, Maroko.

Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG, lanjut Daryono, menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki mekanisme sumber pergerakan naik yang mencerminkan adanya gaya tekan yang terjadi pada zona tektonik sumber gempa tersebut.

Gempa ini terjadi di wilayah jalur sumber gempa sesar aktif yang sudah terpetakan, namun demikian zona ini dikenal dengan riwayat kegempaan yang relatif rendah.(wan/gih/lyn/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook