Layanan Data Internet di Seluruh Papua Barat Dibuka

Nasional | Rabu, 11 September 2019 - 19:38 WIB

Layanan Data Internet di Seluruh Papua Barat Dibuka

JAKARTA (RiAUPOS.CO) --  Sehubungan dengan situasi dan kondisi keamanan di wilayah Provinsi Papua Barat sudah kondusif, pemerintah membuka kembali seluruh layanan data internet yang diselenggarakan oleh operator seluler di 13 kabupaten atau kota di provinsi tersebut pada Rabu (11/9) pukul 16.00 WIT.

Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Ferdinandus Setu menyampaikan, pembukaan 100 persen akses internet di wilayah Papua Barat setelah sehari sebelumnya, Selasa (10/9) baru 11 kabupaten yang dibuka, dilakukan secara bertahap sejak dilakukan pembatasan pada 21 Agustus 2019.


“Dua kota terakhir yakni Manokwari dan Sorong akhirnya dibuka layanan data internetnya setelah mendapatkan kepastian mengenai kondusivitas kedua wilayah pada Rabu (11/9) siang,” jelasnya kepada JawaPos.com melalui keterangan tertulis.

Dirinya juga menyampaikan, sebanyak 11 kabupaten yakni Fak Fak, Sorong Selatan, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, dan Kabupaten Sorong telah dibuka secara bertahap sejak 4 September 2019.

Sementara itu, hingga Rabu (11/9), untuk wilayah Provinsi Papua, pembatasan layanan data internet masih dilakukan di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Pemerintah akan terus memantau situasi dan kondisi keamanan di kedua wilayah tersebut dalam satu atau dua hari ke depan.

Dari 29 Kabupaten/kota di wilayah Papua , sebanyak 27 Kabupaten yang sudah dibuka kembali layanan data internet secara bertahap adalah Kabupaten Keerom, Puncak Jaya, Puncak, Asmat, Boven Digoel, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Intan Jaya, Yalimo, Lanny Jaya, Mappi, Tolikara, Nduga, Supiori, Waropen, Merauke, Biak Numfor, Yapen, Sarmi, Paniai, Dogiyai, Deiyai, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Nabire, Jayawijaya, dan Mimika.

“Disampaikan pula bahwa sebaran informasi hoaks, kabar bohong, ujaran kebencian, hasutan dan provokasi terkait dengan isu Papua terus menunjukkan tren menurun sejak 31 Agustus 2019. Puncak sebaran hoaks dan hasutan terkait isu Papua terjadi pada 30 Agustus 2019 dengan jumlah url mencapai 72.500,” lanjut Nando sapaan karibnya.

Dirinya mengungkapkan, distribusi hoaks terus menurun. Sebanyak 42 ribu url pada 31 Agustus 2019, 19 ribu url pada 1 September 2019, lalu menurun menjadi 6.060 url hoaks dan hasutan pada 6 September 2019.

“Pemerintah kembali mengimbau kita semua untuk tidak menyebarkan informasi hoaks, kabar bohong, ujaran kebencian berbasis SARA, hasutan, dan provokasi melalui media apapun termasuk media sosial, agar proses pemulihan kembali secara total seluruh wilayah Papua dan Papua Barat cepat berlangsung,” tukas Nando.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook