Tiga Juta Perantau Minang akan Mudik

Nasional | Sabtu, 11 Agustus 2012 - 20:01 WIB

Sekitar 3 juta perantau Minang dipre­diksi berlebaran di kampung. Pemerintah kota dan ka­bu­paten se-Sumatera Barat di­minta memanfaatkan momentum itu untuk mendorong ekonomi daerah bersama pe­rantau. Jika pemerintah dan pe­rantau solid, potensial da­lam membangun kampung halaman dengan semangat kebersamaan. 

“Diperkirakan jumlah pe­rantau yang akan pulang kam­pung Lebaran tahun ini 3 juta orang. Data ini terungkap dalam pertemuan saya dengan pe­rantau Jawa Timur be­be­ra­pa waktu lalu. Ini belum ter­masuk perantau dari daerah lain, bah­kan dari luar negeri,” kata Kepala Biro Administrasi Pem­ba­ngu­nan dan Kerja Sama Rantau Suhermato Raza kepada Pa­dang Ekspres (Riau Pos Group), kemarin (10/8).

Sinergisitas pemerintah daerah dengan perantau dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, wali nagari dan lurah perlu me­nyiapkan data valid tentang potensi nagari/kelurahan. Data perantau Minang di se­tiap nagari/kelurahan perlu dihimpun sebagai bahan bagi Pempov untuk melakukan pendekatan. Dengan begitu, para perantau Minang ter­pang­gil dan bertanggung ja­wab membangun kampung halaman.

“Jadi, tidak semata-mata kedatangan perantau ini  kita mengharapkan bantuan dalam bentuk dana saja, tapi juga sum­bangsih pemikiran mem­bangun kampung,” ujarnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, ke­mam­puan keuangan pemerintah membangunan infrastruktur hanya 1/3 persen, sedangkan 2/3 kebutuhan lainnya butuh dukungan elemen lain, te­rutama perantau Minang.

Menyadari potensi besar para perantau Minang perlu diberdayakan, digarap dan dihimpun sesuai sasaran yang dibutuhkan dengan me­num­buh­kan semangat dan jiwa go­tong royong dalam mem­ba­ngun nagari/kelurahan ber­da­sarkan prinsip kekeluargaan dan kebersamaan.

Irwan menyebutkan, AP­BD kabupaten/kota hanya dapat digunakan untuk pem­bangunan sekitar 15 sampai 20 persen, sedangkan sekitar 80 persen tersedot untuk belanja pegawai. Berbagai program pembangunan yang dibu­tuh­kan masyarakat telah diru­mus­kan melalui Musrenbang, tapi kadang tidak dapat dilak­sa­nakan karena keterbatasan dana. Potensi besar perantau Minang membangun kam­pung halaman melalui ber­bagai bentuk dan cara telah dirasakan manfaatnya. Melalui kebersamaan, Sumbar bangkit lagi dari keterpurukan setelah gempa 30 September 2009 lalu.

“Nilai-nilai kebersamaan kita rasakan saat gempa 2009 lalu. Bantuan dari perantau mengalir ke daerah gempa. Berbagai bangunan baru me­nyangkut kebutuhan dan hajat hidup masyarakat dibangun kembali oleh kekuatan pe­rantau Minang, baik itu mas­jid, sekolah, mushala dan in­frastruktur lainnya,” ucapnya.

Saat ini, katanya, perantau menyalurkan bantuan sudah semakin jelas, terarah dan tepat sasaran. Seperti pem­bangunan jalan dan jem­ba­tan, irigasi, rumah layak huni un­tuk masyarakat miskin, per­pustakaan, bangunan se­kolah, taman kanak-kanak, bantuan beasiswa terus me­nerus sam­pai perguruan ting­gi untuk anak pintar yang miskin dan pelayanan kese­hatan gratis.

Jelang hari raya, tindakan kriminalitas baik secara kuan­titas maupun kualitas cukup meresahkan masyarakat.

Gubernur juga meminta aparat keamanan menghindari sikap arogan yang tidak men­cerminkan karakter sang pe­nga­yom, pelindung dan pela­yanan masyarakat di lapangan. “Aparat keamanan harus ber­tindak tegas, namun tetap humanis terhadap pelanggar hu­kum yang berpotensi me­nimbulkan gangguan secara umum. (ayu/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook