SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Kisah ini bisa jadi sesuatu yang sangat jarang terjadi. Tapi ini memang kisah nyata, bukan cerita seperti di sinetron-sinetron. Meskipun dijual suaminya untuk menjadi pekerja sek komersial (PSK), namun cinta Melati (28) sebut saja namanya begitu, pada Jhon (35), nama samaran, tidak luntur malah makin cinta.
Begini ceritanya... karena sudah bertahun-tahun menganggur karena menjadi korban PHK, Jhon tak lagi bisa berpikir jernih. Karena kondisi keuangannya sudah ngos-ngosan, warga Surabaya itu tega menjual istrinya jadi wanita begituan.
Kalau istri-istri lain, hatinya pasti hancur lebur, marah besar pada suami yang tega menjualnya. Tapi ternyata Melati tetap enjoy saja. Sebaliknya, Jhon juga mengaku kehidupan rumah tangganya lebih bahagia. Bahkan bagi Melati, semakin sering melayani pelanggan, malah merasa lebih mencintai suaminya.
“Namanya suami ya cinta dong. Lainnya itu kan untuk cari duit,” kata Melati di sela-sela membuat surat pernyataan sehidup semati di salah satu kantor pengacara depan Pengadilan Agama, Klas 1A Surabaya, Selasa (8/3/2016). Blak-blakan mengisahkan kehidupan rumah tangganya, Melati yang berpenampilan rapi dengan kaos ketat dan celana panjang memang tak seperti PSK pada umumnya. Panampilannya simple seperti mahasiswi.
Dalam dirinya, Melati mengaku cukup tertekan dengan pekerjaan itu. Akan tetapi, dengan dalih sang suami yang terkena sakit paru-paru dan juga memenuhi kebutuhan keluarganya di Lamongan, maka dia harus tetap bekerja menjadi PSK.
Dukungan moral jadi PSK juga datang dari suaminya. Menurut Melati, suami selalu mendukungnya menjadi PSK karena tidak ada lagi pemasukan. Maka tak ada jalan lain selain harus memperdagangkan tubuhnya.
Ide muncul sebagai PSK ketika si suami sakit keras dan tidak ada lagi biaya berobat. Waktu itu BPJS belum berlaku. Ketika masuk rumah sakit, Melati harus menjual barang-barangnya untuk kebutuhan sehari-hari.