Malam Ini, Apresiasi Rose di Bukittinggi

Nasional | Selasa, 10 Desember 2013 - 09:51 WIB

PADANG (RP) - Sembilan penyair dan sastrawan ternama Sumatera Barat akan berkumpul di Rocky Hotel Bukittinggi, Selasa (10/12)  malam.

Mereka adalah Rusli Marzuki Saria, Upita Agustine, Darman Moenir, Harris Effendi Thahar, Adri Sandra, Gus Tf Sakai, Iyut Fitra, Sastri Y Bakri, dan Esha Tegar Putra.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kesembilan penyair dan sastrawan itu merupakan undangan Harian Padang Ekspres dalam acara Malam Puisi Rose Rida K Liamsi, yang nantinya akan membaca sejumlah puisi-puisi karya Rida K Liamsi yang terkumpul dalam buku kumpulan puisi terbarunya, Rose.

Acara ini merupakan bentuk apresiasi bersama terhadap buku kumpulan puisi Rose. “Pak Rida K Liamsi nantinya juga akan membacakan beberapa puisinya pada acara tersebut,” ujar General Manager Padang Ekspres Marah Suryanto, Senin (9/12).

Kegiatan ini sesungguhnya merupakan silaturahmi antara Rida K Liamsi sebagai penyair Indonesia yang juga Chairman Riau Pos Group dengan penyair dan sastrawan Sumatera Barat.

 “Jadi, selain pembacaan puisi nanti juga akan ada tukar-pikiran dan saling berbagi informasi tentang perkembangan karya sastra,” sambung Marah Suryanto.

Sejak diluncurkan 12 Oktober lalu, acara serupa terhadap buku kumpulan puisi ”Rose” juga sudah digelar di beberapa daerah. “Dipilihnya Sumbar untuk pelaksanaan kegiatan seperti ini juga ada alasannya.

Sumbar merupakan salah satu kiblat sastra Indonesia, yang sejak dulu hingga sekarang banyak melahirkan sastrawan dan penyair-penyair ternama,” kata Marah Suryanto.

Rose adalah buku kumpulan puisi keempat dari lelaki kelahiran Dabo Singkep, Kepulauan Riau itu. Sebelum ini, Rida telah menerbit buku kumpulan sajaknya ”ODE X” dalam bentuk stensilan, kemudian buku kumpulan puisi ”Tempuling”, dan ”Perjalanan Kelekatu”.

Dalam Rose ada 55 puisi yang ditulis lelaki kelahiran 17 Juli 1943 itu sejak 1970 hingga 2013. Puisi-puisi itu tampil dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

Dari kumpulan puisi terbarunya tersebut, terlihat perkembangan kepenyairan Rida sejak ia pertama kali menyair hingga sekarang.

Hal tersebut diungkapkan penyair Soetardji Qalzoum Bachri yang memberi pengantar dalam buku tersebut.

“Beberapa sajak-sajak Rida yang mutakhir, terasa bagi saya karya-karyanya semakin kuat. Bila pada sajak-sajak awalnya kadang ia kelihatan terpesona pada ungkapan dan larik milik para penyair lain. Yang membikin saya agak terganggu dalam membaca karyanya, maka pada sajak-sajak mutakhir semakin khas personal, dalam dan indah, yang pada hemat saya menjadikannya sebagai salah satu penyair terbilang di negeri ini,” tulis penyair yang menyebut dirinya Presiden Penyair tersebut.(cip/rpg) 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook